Tanah Kanaan Sebagai Kasih Karunia Tuhan

Disadur dari , edisi 25 Juli 2017

Baca:  Bilangan 33:50-56

"Haruslah kau menduduki negeri itu dan membisu di sana, alasannya kepadamulah Kuberikan negeri itu untuk diduduki."  Bilangan 33:53

Ketika itu orang-orang Israel sudah berada di dataran Moab, di tepi sungai Yordan akrab Yerikho, itu artinya tinggal sedikit waktu lagi mereka akan memasuki tanah Kanaan.  Kanaan ialah kawasan atau lokasi yang dijanjikan Tuhan untuk diberikan kepada Abraham dan keturunannya, atau disebut Tanah Perjanjian.  "Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."  (Kejadian 17:8);  suatu negeri yang baik dan luas, serta berlimpah-limpah susu dan madunya  (baca  Keluaran 3:8).  Mungkin ini ialah sukacita terbesar yang dirasakan oleh umat Israel, sehabis kurang lebih 40 tahun lamanya mereka harus menempuh perjalanan berputar-putar di padang gurun.

     Sebelum memasuki Kanaan ada hal-hal penting yang harus diperhatikan dan dipersiapkan, alasannya ada bangsa lain yang menempati Kanaan, yang penduduknya ialah penyembah berhala.  Karena itu Tuhan memerintahkan untuk menghalau semua penduduk, membinasakan segala patung tuangan dan memusnahkan bukit-bukit penyembahan berhala  (Bilangan 33:52).  Mengapa?  Karena  "...mereka akan menjadi ibarat selumbar di matamu dan ibarat duri yang menusuk lambungmu, dan mereka akan menyesatkan kau di negeri yang kau diami itu."  (Bilangan 33:55);  artinya bangsa yang ada di Kanaan kalau tidak ditumpas, cepat atau lambat, akan membawa dampak negatif dan menjadi jerat bagi bangsa Israel sendiri, terutama dalam hal ibadah, alasannya orang-orang di Kanaan menyembah kepada dewa-dewa  (berhala).  Ini sangat berbahaya!  "...karena TUHAN, yang nama-Nya Cemburuan, ialah Allah yang cemburu."  (Keluaran 34:14).

     Kunci untuk mengalami berkat-berkat Tuhan ialah harus membuang semua dosa dan segala hal yang menghalangi kita untuk beribadah kepada-Nya.  Setelah itu barulah bangsa Israel dapat menduduki negeri itu dan membisu di sana.  Menduduki berarti bukan sekedar menempati, tetapi juga mengelola, mengupayakan, membuatkan potensi yang ada, serta mempertahankan sedemikian rupa.

Janji Tuhan niscaya akan digenapi, asalkan kita hidup taat melaksanakan kehendak-Nya!