Berkat Tuhan: Untuk Orang Benar (2)
Disadur dari , edisi 11 Oktober 2015
Baca: Mazmur 1:1-6
"sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan." Mazmur 1:6
Sebuah pohon yang tertanam di tepi pemikiran air atau bersahabat sumber air niscaya akan menghasilkan buah. Pohon tersebut tidak akan layu di segala situasi, bahkan di ekspresi dominan keriang sekalipun, lantaran akarnya menancap berpengaruh dan dalam pada sumber air. Itulah keberadaan orang benar yang senantiasa tinggal di dalam firman-Nya: "apa saja yang diperbuatnya berhasil." (ayat 3); berhasil oleh lantaran Tuhan. Ia menegaskan, "Jikalau kau tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kau kehendaki, dan kau akan menerimanya." (Yohanes 15:7). Inilah orang Nasrani yang sejati: bukan hanya menjauhi segala jenis kejahatan, namun juga menyayangi firman Tuhan dan merenungkan itu siang dan malam. Ketika kita merenungkan firman-Nya maka firman itu akan membentuk pikiran, perkataan, perilaku dan perbuatan kita.
Prinsip merenungkan firman dan tinggal di dalam-Nya sebagai kunci meraih keberhasilan dan berkat juga disampaikan Tuhan kepada Yosua, saat dia dipercaya memegang tongkat estafet kepemimpinan menggantikan Musa. Nama Yosua artinya Tuhan menyelamatkan, atau Tuhan keselamatan. Firman-Nya kepada Yosua, "...janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, agar engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, agar engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, lantaran dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yosua 1:7-8).
Orang-orang fasik akan mengalami keadaan yang berbeda: "...mereka ibarat sekam yang ditiupkan angin." (Mazmur 1:4). Ada tertulis, "Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan daerah pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi abu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." (Matius 3:12). Mereka bukan saja tidak akan menikmati berkat dari Tuhan, tapi akan dibuang dan dihempaskan-Nya.
Tuhan akan menciptakan perbedaan antara orang benar dan orang fasik, orang yang beribadah kepada-Nya dan yang tidak beribadah kepada-Nya (baca Maleakhi 3:18).
Baca: Mazmur 1:1-6
"sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan." Mazmur 1:6
Sebuah pohon yang tertanam di tepi pemikiran air atau bersahabat sumber air niscaya akan menghasilkan buah. Pohon tersebut tidak akan layu di segala situasi, bahkan di ekspresi dominan keriang sekalipun, lantaran akarnya menancap berpengaruh dan dalam pada sumber air. Itulah keberadaan orang benar yang senantiasa tinggal di dalam firman-Nya: "apa saja yang diperbuatnya berhasil." (ayat 3); berhasil oleh lantaran Tuhan. Ia menegaskan, "Jikalau kau tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kau kehendaki, dan kau akan menerimanya." (Yohanes 15:7). Inilah orang Nasrani yang sejati: bukan hanya menjauhi segala jenis kejahatan, namun juga menyayangi firman Tuhan dan merenungkan itu siang dan malam. Ketika kita merenungkan firman-Nya maka firman itu akan membentuk pikiran, perkataan, perilaku dan perbuatan kita.
Prinsip merenungkan firman dan tinggal di dalam-Nya sebagai kunci meraih keberhasilan dan berkat juga disampaikan Tuhan kepada Yosua, saat dia dipercaya memegang tongkat estafet kepemimpinan menggantikan Musa. Nama Yosua artinya Tuhan menyelamatkan, atau Tuhan keselamatan. Firman-Nya kepada Yosua, "...janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, agar engkau beruntung, ke manapun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, agar engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, lantaran dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yosua 1:7-8).
Orang-orang fasik akan mengalami keadaan yang berbeda: "...mereka ibarat sekam yang ditiupkan angin." (Mazmur 1:4). Ada tertulis, "Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan daerah pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi abu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan." (Matius 3:12). Mereka bukan saja tidak akan menikmati berkat dari Tuhan, tapi akan dibuang dan dihempaskan-Nya.
Tuhan akan menciptakan perbedaan antara orang benar dan orang fasik, orang yang beribadah kepada-Nya dan yang tidak beribadah kepada-Nya (baca Maleakhi 3:18).