Karunia Rohani: Harus Terus Dikobarkan
Disadur dari , edisi 28 Oktober 2015
Baca: 1 Korintus 14:1-25
"Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kau berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat." 1 Korintus 14:12
Ada aneka macam karunia rohani yang diberikan Tuhan kepada setiap orang percaya. "Jika karunia itu ialah untuk bernubuat oke kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, oke kita melayani; kalau karunia untuk mengajar, oke kita mengajar; kalau karunia untuk menasihati, oke kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita." (Roma 12:6-8). Karunia-karunia ini harus dikembangkan dan dikobarkan selalu di dalam kasih, alasannya ialah tanpa kasih semuanya akan menjadi sia-sia.
Dalam Perjanjian Baru kata yang digunakan untuk menunjuk kata melayani ialah diakoneo, yang berasal dari kata diakonos yang berarti pelayan, abdi, utusan. Makara secara garis besar melayani berarti melaksanakan pekerjaan sebagai seorang pelayan sesuai dengan karunia yang dimilikinya sebagaimana yang dinasihatkan oleh rasul Petrus, "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." (1 Petrus 4:10-11). Untuk mengetahui karunia apa yang ada di dalam diri kita dan bagaimana supaya karunia tersebut sanggup berkembang secara efektif tidak ada jalan lain selain kita harus melibatkan diri dalam pelayanan, bukan hanya puas menjadi jemaat yang pasif, apalagi cuma jadi seorang simpatisan di gereja. "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11).
Jika ada orang percaya yang tidak mau melayani berarti ia telah meremehkan dan menyepelekan karunia rohani yang diberikan Tuhan. Karena merupakan sumbangan Tuhan maka kita pun harus dengan sungguh hati dan tulus tulus melaksanakannya. Kesungguhan dan ketulusan kita akan memilih efektivitas karunia rohani yang dikaruniakan Tuhan atas kita.
Mari melayani Tuhan dengan roh menyala-nyala sesuai karunia yang dimiliki!
Baca: 1 Korintus 14:1-25
"Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kau berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat." 1 Korintus 14:12
Ada aneka macam karunia rohani yang diberikan Tuhan kepada setiap orang percaya. "Jika karunia itu ialah untuk bernubuat oke kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, oke kita melayani; kalau karunia untuk mengajar, oke kita mengajar; kalau karunia untuk menasihati, oke kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita." (Roma 12:6-8). Karunia-karunia ini harus dikembangkan dan dikobarkan selalu di dalam kasih, alasannya ialah tanpa kasih semuanya akan menjadi sia-sia.
Dalam Perjanjian Baru kata yang digunakan untuk menunjuk kata melayani ialah diakoneo, yang berasal dari kata diakonos yang berarti pelayan, abdi, utusan. Makara secara garis besar melayani berarti melaksanakan pekerjaan sebagai seorang pelayan sesuai dengan karunia yang dimilikinya sebagaimana yang dinasihatkan oleh rasul Petrus, "Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah." (1 Petrus 4:10-11). Untuk mengetahui karunia apa yang ada di dalam diri kita dan bagaimana supaya karunia tersebut sanggup berkembang secara efektif tidak ada jalan lain selain kita harus melibatkan diri dalam pelayanan, bukan hanya puas menjadi jemaat yang pasif, apalagi cuma jadi seorang simpatisan di gereja. "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11).
Jika ada orang percaya yang tidak mau melayani berarti ia telah meremehkan dan menyepelekan karunia rohani yang diberikan Tuhan. Karena merupakan sumbangan Tuhan maka kita pun harus dengan sungguh hati dan tulus tulus melaksanakannya. Kesungguhan dan ketulusan kita akan memilih efektivitas karunia rohani yang dikaruniakan Tuhan atas kita.
Mari melayani Tuhan dengan roh menyala-nyala sesuai karunia yang dimiliki!