Hidup Dalam Kegelisahan
Disadur dari , edisi 6 November 2015
Baca: Mazmur 116:1-19
"Kembalilah tenang, hai jiwaku, alasannya yakni TUHAN telah berbuat baik kepadamu." Mazmur 116:7
Ada banyak orang mengeluh susah tidur di malam hari. Kedengarannya memang agak lucu lantaran tidur itu suatu pekerjaan yang paling gampang untuk dilakukan, tapi kok ada orang yang susah untuk tidur. Itulah faktanya! Penyakit insomnia disebut insomnia: ketidakmampuan seseorang untuk tidur selama periode yang seharusnya, di dikala orang lain biasanya tidur dengan lelap. Ada beberapa alasannya yakni mengapa seseorang mengalami gangguan insomnia atau insomnia, salah satunya yakni faktor psikis yaitu stres.
Sesungguhnya stres sudah menjadi bab hidup insan semenjak dari dahulu. Terlebih di masa-masa kini ini ketika hidup sudah menjadi terasa lebih berat lantaran masalah-masalah yang ada, banyak orang menjadi gampang stres. Salah satu tanda stres yakni gelisah yang berlebihan. Gelisah berarti tidak tenteram, selalu merasa kuatir, tidak tenang, tidak sabar lagi menanti, cemas. Daud pun mengalaminya lantaran terus dikejar-kejar oleh Saul yang berusaha membunuhnya. "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku?" (Mazmur 42:6). Pengkotbah menyatakan bahwa ketenangan hidup lebih dari apa pun, tak bisa dinilai dengan uang. Apalah artinya punya harta melimpah tapi hidup dalam kegelisahan dan ketidaktenangan setiap hari? "Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan perjuangan menjaring angin." (Pengkotbah 4:6). Bagaimanapun juga masalah dan penderitaan yakni bab dari hidup manusia, lantaran tak ada insan di bumi ini yang tidak pernah berhadapan dengan masalah. Tetapi tetap hening dan tidak gelisah yakni sebuah keputusan dan pilihan hidup.
Jika kita mau mempercayakan hidup dan menyerahkan semua problem kepada Tuhan, kita tidak akan gelisah dan tetap hening dalam menjalani hidup ini, alasannya yakni kita percaya "...tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;" (Yesaya 59:1). Kunci terbebas dari stres dan mengalami ketenangan hidup yakni senantiasa bersahabat dengan Tuhan.
"Hanya pada Allah saja kiranya saya tenang, alasannya yakni dari pada-Nyalah harapanku." Mazmur 62:6
Baca: Mazmur 116:1-19
"Kembalilah tenang, hai jiwaku, alasannya yakni TUHAN telah berbuat baik kepadamu." Mazmur 116:7
Ada banyak orang mengeluh susah tidur di malam hari. Kedengarannya memang agak lucu lantaran tidur itu suatu pekerjaan yang paling gampang untuk dilakukan, tapi kok ada orang yang susah untuk tidur. Itulah faktanya! Penyakit insomnia disebut insomnia: ketidakmampuan seseorang untuk tidur selama periode yang seharusnya, di dikala orang lain biasanya tidur dengan lelap. Ada beberapa alasannya yakni mengapa seseorang mengalami gangguan insomnia atau insomnia, salah satunya yakni faktor psikis yaitu stres.
Sesungguhnya stres sudah menjadi bab hidup insan semenjak dari dahulu. Terlebih di masa-masa kini ini ketika hidup sudah menjadi terasa lebih berat lantaran masalah-masalah yang ada, banyak orang menjadi gampang stres. Salah satu tanda stres yakni gelisah yang berlebihan. Gelisah berarti tidak tenteram, selalu merasa kuatir, tidak tenang, tidak sabar lagi menanti, cemas. Daud pun mengalaminya lantaran terus dikejar-kejar oleh Saul yang berusaha membunuhnya. "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku?" (Mazmur 42:6). Pengkotbah menyatakan bahwa ketenangan hidup lebih dari apa pun, tak bisa dinilai dengan uang. Apalah artinya punya harta melimpah tapi hidup dalam kegelisahan dan ketidaktenangan setiap hari? "Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan perjuangan menjaring angin." (Pengkotbah 4:6). Bagaimanapun juga masalah dan penderitaan yakni bab dari hidup manusia, lantaran tak ada insan di bumi ini yang tidak pernah berhadapan dengan masalah. Tetapi tetap hening dan tidak gelisah yakni sebuah keputusan dan pilihan hidup.
Jika kita mau mempercayakan hidup dan menyerahkan semua problem kepada Tuhan, kita tidak akan gelisah dan tetap hening dalam menjalani hidup ini, alasannya yakni kita percaya "...tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;" (Yesaya 59:1). Kunci terbebas dari stres dan mengalami ketenangan hidup yakni senantiasa bersahabat dengan Tuhan.
"Hanya pada Allah saja kiranya saya tenang, alasannya yakni dari pada-Nyalah harapanku." Mazmur 62:6