Memandang Dari Sisi Berbeda (1)

Disadur dari , edisi 15 Oktober 2015

Baca:  2 Korintus 4:16-18

"Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan,"  2 Korintus 4:18

Dalam menjalani kehidupan ini seringkali apa yang kita lihat dan situasi-situasi yang ada turut mempengaruhi perilaku hati kita.  Manakala dihadapkan pada duduk kasus yang berat keyakinan seseorang gampang sekali goyah.  Saat itu pula kita mulai mempertanyakan kehadiran Tuhan dan mewaspadai kuasa-Nya.

     Mengapa hal ini bisa terjadi?  Karena kita melihat apa yang tampak secara kasat mata sehingga yang kita pikirkan semata-mata besarnya duduk kasus dan ketidakberdayaan kita.  Akibatnya keadaan kita menjadi semakin terpuruk, lemah dan putus asa.  Kesetiaan dan ketekunan kita dalam mengiring Tuhan turut memudar.  Kita mengalami apa yang disebut spiritual drop out.  Namun situasi akan berbeda kalau kita melihat duduk kasus dari sudut pandang berbeda.  Sebagai orang percaya seharusnya kita menyikapi duduk kasus dengan pikiran faktual sebagai kesempatan makin mendekat kepada Tuhan, mempunyai penyerahan diri penuh kepada-Nya dan mengandalkan Dia.  Saat kita punya kepekaan rohani ibarat ini kita akan bisa melihat duduk kasus melalui alam roh yang tidak kelihatan.  Pada ketika kita melihat alam roh melalui iman, kita sanggup melihat janji-janji Tuhan yang telah tercipta oleh firman-Nya.  "Karena keyakinan kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak sanggup kita lihat."  (Ibrani 11:3).

     Mari berguru dari Yosua dan Kaleb ketika diutus Musa mengintai tanah Kanaan bersama 10 pengintai lainnya.  Kedua orang ini bisa melihat apa yang tidak kelihatan yaitu alam roh, sehingga mereka percaya kuasa Tuhan menyertainya itu lebih besar daripada apa pun juga.  Karena iman, Yosua dan Kaleb alhasil sanggup memasuki Tanah Kanaan.  Sebaliknya kesepuluh pengintai terus-menerus memandang dan memperhatikan yang kelihatan, di mana mereka melihat raksasa dan tantangan yang begitu besar:  "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai yaitu suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana yaitu orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya."  (Bilangan 13:32).  Akibatnya, kesepuluh pengintai itu pun tidak sanggup menikmati akad Tuhan alasannya yaitu mati sebelum mencapai Tanah Kanaan.  (Bersambung)