Hati Yang Terbeban Untuk Pelayanan (1)

Disadur dari , edisi 21 Oktober 2015

Baca:  Ibrani 6:9-12

"Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kau tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kau lakukan hingga sekarang."  Ibrani 6:10

Kehidupan orang Katolik yang normal ialah ketika ia menyadari panggilan Tuhan dalam hidupnya.  Salah satu tujuan Tuhan memanggil kita ialah untuk melayani Dia.  Jika hingga ketika ini kita masih bersikap hirau tak acuh, apatis dan sama sekali tidak terbeban untuk terlibat dalam pelayanan atau mendukung pekerjaan Tuhan, itu artinya kehidupan kekristenan kita  'tidak normal'.  Mengapa?  Karena bagi orang percaya pelayanan seharusnya menjadi gaya hidup, bukan sekedar pilihan atau alternatif.

     Di masa kini ini ada saja alasan atau dalih yang dikemukakan oleh sebagian besar orang Katolik untuk menghindarkan diri dari pelayanan:  sibuk, tidak ada waktu, atau nanti sajalah menunggu waktu yang tepat...kapan itu??  Tetapi ada yang terpaksa melibatkan diri dalam pelayanan lantaran didasari rasa sungkan.  Atau ada pula yang melayani Tuhan bila ada sisa waktu dari padatnya agenda kesehariannya.  Menyediakan waktu untuk pekerjaan, hobi dan aktivitas-aktivitas duniawi lainnya kita bisa, tetapi berkorban waktu dan tenaga untuk pekerjaan Tuhan serasa berat.  Sebagai pengikut Kristus seharusnya kita mempunyai hati yang terbeban untuk melayani, baik itu melayani sesama, terlebih-lebih melayani Tuhan.  Mengapa?  Karena Tuhan Yesus telah menawarkan contoh hidup bahwa Ia tiba ke dunia ialah untuk melayani dan menawarkan hidup-Nya.  "...Anak Manusia tiba bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk menawarkan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Matius 20:28)

     Pelayanan berbicara soal hati, alasannya hati ialah sentra keinginan, harapan, cita-cita, ambisi, impian, dan motivasi kita.  Sikap hati kita dalam melaksanakan sesuatu akan memilih hasil pekerjaan yang kita kerjakan.  Kita dapat saja tampak aktif dalam pelayanan, tetapi bila hati kita tidak tertuju kepada Tuhan maka pelayanan yang kita lakukan tersebut tidak lebih dari sekedar rutinitas atau seremonial belaka,  "...sebab TUHAN menilik segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita."  (1 Tawarikh 28:9).  Sikap hati yang benar ialah modal dasar untuk melayani Tuhan.

Selagi ada waktu dan kesempatan jangan tunda-tunda waktu melayani Tuhan!