Doa Yang Alami Terobosan (1)

Disadur dari , edisi 2 November 2015

Baca:  1 Samuel 1:1-28

"Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo."  1 Samuel 1:3

Ada sebuah referensi perihal orang yang tidak pernah jemu berdoa kepada Tuhan hingga beroleh jawaban:  ia yaitu Hana, isteri Elkana, orang Lewi yang tinggal di tempat Efraim.  Wanita ini menghadapi problem yang sangat berat yaitu kandungannya tertutup alias mandul.  Secara insan dan juga berdasarkan ilmu kedokteran seorang perempuan yang mandul tidak mungkin mempunyai keturunan.  Pada zaman itu kemandulan dianggap malu di kalangan perempuan Israel.  Tak dapat dibayangkan betapa berat beban yang harus Hana tanggung.

     Selain dipandang rendah oleh orang lain atau lingkungan sekitar, ia juga terus mendapat perlakuan kurang baik dari Penina, isteri lain dari Elkana, yang telah mempunyai anak.  "Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya biar ia gusar, sebab TUHAN telah menutup kandungannya."  (ayat 6).  Penina memanfaatkan tiap kesempatan untuk selalu menyakiti hati Hana.  Lengkap sudah penderitaan yang harus dialami Hana!  Jika kita perhatikan secara teliti dikatakan bahwa Tuhan telah menutup kandungan Hana, artinya kemandulan Hana disebutkan sebagai tindakan eksklusif dari Tuhan, sebab Tuhan mempunyai rencana yang indah di balik problem itu.  Dengan cara yang sama terkadang Tuhan menuntun kita pada situasi-situasi sulit, tidak ada jalan keluar, yang menciptakan kita kecewa dan merasa tidak mampu menghadapinya biar kita mencar ilmu bergantung penuh kepada Tuhan dan kehendak-Nya, hingga kepada satu titik di mana kita dapat berkata,  "...Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang menyayangi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."  (Roma 8:28).

     Meski menghadapi kemustahilan Hana tidak mengalah begitu saja kepada keadaan.  Bibel menyatakan bahwa dari tahun ke tahun Hana pergi ke bait suci di Silo untuk berdoa, menyembah dan mempersembahkan korban kepada Tuhan.  Kalimat dari tahun ke tahun menunjukkan kurun waktu yang tidak singkat.  Dibutuhkan keiggihan, kesabaran, ketekunan dan dogma yang berpengaruh biar kita dapat secara konsisten berdoa di segala situasi.  Banyak orang gagal dalam ujian  'menunggu'  ini sehingga alhasil mereka mengalah di tengah jalan sebelum doanya beroleh jawaban.  (Bersambung)