Gua Adulam: Hidup Yang Berdampak (2)

Disadur dari , edisi 9 September 2019

Baca:  Mazmur 57:1-12

"Aku terbaring di tengah-tengah singa yang suka menerkam bawah umur manusia, yang giginya laksana tombak dan panah, dan lidahnya laksana pedang tajam."  Mazmur 57:5

Tak dapat dibayangkan bagaimana perasaan Daud ketika berada di gua Adulam, tinggal bantu-membantu dengan orang-orang bermasalah, meski ia sendiri juga mengalami duduk masalah yang berat.  Namun Daud tidak komplain atau murka kepada Tuhan, ia tidak terpengaruh situasi atau orang-orang yang ada di sekitarnya, matanya terus terarah kepada Tuhan, lantaran ia tahu bahwa tidak ada seorang pun yang mampu menolong dan melepaskan beliau dari segala kesesakan selain Tuhan:  "Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, lantaran kepada-Mulah jiwaku berlindung; dalam naungan sayap-Mu saya akan berlindung, hingga berlalu penghancuran itu."  (Mazmur 57:2).

     Saat berada di gua Adulam inilah Daud terus membangun imannya dengan membangun komplotan dengan Tuhan sekalipun situasi tidak mendukung.  Di kala pagi, ketika orang-orang mungkin sedang tertidur pulas, Daud berdiri dan bermazmur bagi Tuhan,  "Hatiku siap, ya Allah, hatiku siap; saya mau menyanyi, saya mau bermazmur. Bangunlah, hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, saya mau membangunkan fajar! Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan, saya mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa;"  (Mazmur 57:8-10).  Ia sangat percaya di mana ada puji-pujian bagi Tuhan, di situ ada lawatan Roh Tuhan, sebab  "...Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel." (Mazmur 22:4).

     Dengan terus membangun cara hidup sebagaimana yang biasa dilakukannya setiap hari, yaitu bersekutu dan memuji Tuhan, Roh Tuhan mengurapinya.  Karena Roh Tuhan ada padanya, keberadaan Daud di gua itu alhasil membawa dampak yang luar biasa bagi orang-orang yang ada di sekitarnya.  Terbukti Daud dipilih untuk menjadi pemimpin atas mereka  (1 Samuel 22:2).  Bagaimana mungkin orang-orang menentukan Daud untuk menjadi pemimpin, jikalau mereka tak melihat sesuatu yang  'berbeda' di dalam diri Daud?  Daud dipercaya orang-orang di dalam gua itu menjadi pemimpin atas mereka dikarenakan telah terlebih dahulu menawarkan keteladanan hidup.

Hidup kita niscaya akan berdampak bagi orang lain jikalau Roh Tuhan bekerja di dalam kita.  Itu yakni buah dari komplotan yang karib dengan Tuhan setiap hari.