Proses Berliku Menuju Tanah Perjanjian
Disadur dari , edisi 2 September 2019
Baca: Ulangan 11:8-32
"Tetapi negeri, ke mana kau pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang menerima air sebanyak hujan yang turun dari langit;" Ulangan 11:11
Tanah Kanaan yakni suatu negeri yang dijanjikan Tuhan bagi umat pilihan-Nya (bangsa Israel), yaitu "...suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya," (Keluaran 3:8). Namun, untuk sanggup memasuki Tanah Perjanjian tersebut butuh usaha dan usaha yang tak mudah, lantaran jalan yang harus dilalui berliku-liku dan penuh tantangan. Selain jalan yang tidak selalu rata, bergunung-gunung dan berlembah-lembah, ada musuh yang harus ditaklukkan: "...bangsa yang membisu di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak..." (Bilangan 13:28), yang mempunyai perawakan tinggi-tinggi menyerupai raksasa.
Tak besar lengan berkuasa menghadapi tantangan dan takut menghadapi musuh menciptakan orang-orang Israel merasa pesimis, mengalah kalah sebelum berperang, mereka pun tak sanggup menahan bibirnya untuk terus mengeluh, mengomel, dan bersungut-sungut kepada Tuhan. Karena pemberontakannya ini sebagian besar dari mereka gagal mencapai Tanah Perjanjian. Perjalanan bangsa Israel menuju ke Tanah Perjanjian ini yakni citra perjalanan hidup orang percaya! Sebagaimana bangsa Israel harus melewati proses yang berliku dan penuh tantangan, kita pun tak sanggup menghindari 'proses' ini sebelum mengalami penggenapan akad Tuhan. Yang namanya 'proses' niscaya menyakitkan secara daging, tapi hal itu mendatangkan kebaikan bagi kita. Oleh lantaran itu jangan hingga kita mengalah di tengah jalan, lantaran ada satu kebenaran yang harus kita pegang yaitu adanya jaminan penyertaan dan pemeliharaan dari Tuhan.
Dikatakan: "...mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal hingga selesai tahun." (Ulangan 11:12), artinya Tuhan tidak pernah melepaskan pandangan dan perhatian-Nya kepada kita, mata-Nya terus tertuju kepada kita, asalkan: "...kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kau menyayangi TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu," (Ulangan 11:13).
Orang yang lulus dalam proses-Nya Tuhan niscaya akan menikmati akad Tuhan!
Baca: Ulangan 11:8-32
"Tetapi negeri, ke mana kau pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang menerima air sebanyak hujan yang turun dari langit;" Ulangan 11:11
Tanah Kanaan yakni suatu negeri yang dijanjikan Tuhan bagi umat pilihan-Nya (bangsa Israel), yaitu "...suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya," (Keluaran 3:8). Namun, untuk sanggup memasuki Tanah Perjanjian tersebut butuh usaha dan usaha yang tak mudah, lantaran jalan yang harus dilalui berliku-liku dan penuh tantangan. Selain jalan yang tidak selalu rata, bergunung-gunung dan berlembah-lembah, ada musuh yang harus ditaklukkan: "...bangsa yang membisu di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak..." (Bilangan 13:28), yang mempunyai perawakan tinggi-tinggi menyerupai raksasa.
Tak besar lengan berkuasa menghadapi tantangan dan takut menghadapi musuh menciptakan orang-orang Israel merasa pesimis, mengalah kalah sebelum berperang, mereka pun tak sanggup menahan bibirnya untuk terus mengeluh, mengomel, dan bersungut-sungut kepada Tuhan. Karena pemberontakannya ini sebagian besar dari mereka gagal mencapai Tanah Perjanjian. Perjalanan bangsa Israel menuju ke Tanah Perjanjian ini yakni citra perjalanan hidup orang percaya! Sebagaimana bangsa Israel harus melewati proses yang berliku dan penuh tantangan, kita pun tak sanggup menghindari 'proses' ini sebelum mengalami penggenapan akad Tuhan. Yang namanya 'proses' niscaya menyakitkan secara daging, tapi hal itu mendatangkan kebaikan bagi kita. Oleh lantaran itu jangan hingga kita mengalah di tengah jalan, lantaran ada satu kebenaran yang harus kita pegang yaitu adanya jaminan penyertaan dan pemeliharaan dari Tuhan.
Dikatakan: "...mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal hingga selesai tahun." (Ulangan 11:12), artinya Tuhan tidak pernah melepaskan pandangan dan perhatian-Nya kepada kita, mata-Nya terus tertuju kepada kita, asalkan: "...kamu dengan sungguh-sungguh mendengarkan perintah yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, sehingga kau menyayangi TUHAN, Allahmu, dan beribadah kepada-Nya dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu," (Ulangan 11:13).
Orang yang lulus dalam proses-Nya Tuhan niscaya akan menikmati akad Tuhan!