Pentingnya Hikmat Bagi Orang Percaya

Disadur dari , edisi 24 Agustus 2019

Baca:  Amsal 2:1-22

"Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu; kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau"  Amsal 2:10-11

Secara umum kata  'hikmat'  (Inggris:  wisdom)  mempunyai arti:  suatu pengertian dan pemahaman yang dalam mengenai orang, barang, insiden atau situasi, yang menghasilkan kemampuan untuk menerapkan persepsi, evaluasi dan perbuatan sesuai pengertian tersebut.  Hikmat ialah hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh setiap belum dewasa Tuhan,  sebab  "...hikmat lebih berharga dari pada permata, apapun yang diinginkan orang, tidak sanggup menyamainya."  (Amsal 8:11).  Dengan hikmat, orang dimampukan untuk menciptakan keputusan dengan benar, sanggup membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak.

     Daud ialah pola orang yang penuh hikmat.  Karena hikmatnya ini Daud bisa menjadi pemimpin yang benar-benar dikagumi oleh rakyatnya ibarat tertulis:  "...perkataan tuanku raja tentulah akan menenangkan hati, lantaran ibarat malaikat Allah, demikianlah tuanku raja, yang sanggup membeda-bedakan apa yang baik dan jahat. Dan TUHAN, Allahmu, kiranya menyertai tuanku."  (2 Samuel 14:17).  Hikmat mulai berkembang di dalam diri Daud semenjak ia masih muda, kala ia berada di padang menggembalakan kawanan domba.  Di situlah Daud banyak mencar ilmu wacana bagaimana harus memimpin, membimbing, dan menuntun domba-dombanya.  "Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya."  (Mazmur 78:72).  Begitu pula dikala melayani di istana Saul, dengan hikmat yang dimiliki, Daud bisa mengerjakan semua kiprah yang dipercayakan kepadanya dengan sangat baik.

     Dari manakah Daud beroleh hikmat?  Hikmat yang dimiliki Daud ialah buah dari persekutuannya yang karib dengan Tuhan dan ketekunannya dalam merenungkan firman Tuhan di sepanjang hidupnya.  "Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari. Perintah-Mu menciptakan saya lebih bijaksana dari pada musuh-musuhku, lantaran selama-lamanya itu ada padaku. Aku lebih pandai budi dari pada semua pengajarku, lantaran peringatan-peringatan-Mu kurenungkan."  (Mazmur 119:97-99).

Pemazmur hikmat ialah takut akan Tuhan!  Dari Tuhanlah hikmat diperoleh.