Mengasihi Sebagai Harga Mati

Disadur dari , edisi 7 September 2019

Baca:  Yohanes 13:31-35

"Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kau yaitu murid-murid-Ku, yaitu jikalau kau saling mengasihi."  Yohanes 13:35

Bagi orang percaya kasih bukanlah sekedar suatu aliran yang harus dipahami dan dimengerti, melainkan lebih daripada itu, kasih yaitu inti kekristenan yang harus dipraktekkan dan dilakukan secara aktual dalam kehidupan sehari-hari.  Kristus memperlihatkan sebuah perintah yang tidak bisa ditawar yaitu:  "...supaya kau saling mengasihi; sama ibarat Aku telah menyayangi kau demikian pula kau harus saling mengasihi."  (Yohanes 13:34).  Dalam kasih ini Kristus bukan hanya sekedar mengajarkan dan memperlihatkan perintah kepada para pengikut-Nya, tetapi Ia sendiri telah memperlihatkan contoh hidup bagaimana seharusnya menyayangi dengan benar.

     Banyak orang Katolik merasa keberatan bila harus menyayangi orang lain, alasannya menyayangi itu selalu identik dengan tidakan memberi atau berkorban.  Kristus sendiri telah menandakan betapa Ia menyayangi kita dengan mengorbankan nyawa-Nya di kayu salib:  "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memperlihatkan nyawanya..."  (Yohanes 15:13).  Karena kita telah mengalami kasih Kristus, maka sudah sepatutnya kita membagikan kasih itu kepada orang lain.  Mengasihi yang Kristus ajarkan bukan sebatas kasih terhadap orang yang menyayangi kita, tapi juga kasih kepada orang yang membenci kita  (musuh)  sekalipun.  "Dan jikalau kau menyayangi orang yang menyayangi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun menyayangi juga orang-orang yang menyayangi mereka. Sebab jikalau kau berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun berbuat demikian."  (Lukas 6:32-33).  Jujur kita akui bahwa menyayangi musuh yaitu hal yang teramat sulit untuk dilakukan, bila hal itu dilakukan dengan kekuatan sendiri.

     Kita harus ingat bahwa Tuhan memerintahkan kita untuk menyayangi alasannya kita sudah mempunyai benih kasih Bapa  (1 Yohanes 4:7).  Inilah yang memampukan kita untuk mengasihi, sedangkan dari pihak kita hanya diperlukan  'kemauan', bukan kemampuan.  Roh Tuhan yang ada di dalam kita itulah yang memapukan kita untuk bisa mengasihi.

Jangan pernah berkata kita menyayangi Tuhan, bila terhadap sesama yang terlihat secara kasat mata saja kita tak memperlihatkan kasih!