Masalah Ialah Bab Dari Proses (2)
Disadur dari , edisi 5 Mei 2017
Baca: Mazmur 38:1-23
"TUHAN, janganlah menghukum saya dalam geram-Mu, dan janganlah menghajar saya dalam kepanasan murka-Mu;" Mazmur 38:2
Perjalanan hidup kekristenan yaitu sebuah perjalanan yang tidak mudah, tidak selalu melewati jalan yang rata, tapi penuh dengan tantangan, ibarat perjalanan bangsa Israel sebelum mencapai Tanah Perjanjian: harus menaklukkan musuh-musuh. "Tetapi negeri, ke mana kau pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang menerima air sebanyak hujan yang turun dari langit; suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal hingga simpulan tahun." (Ulangan 11:11-12). Kalimat 'bergunung-gunung dan berlembah-lembah' yaitu citra bahwa perjalanan yang harus kita tempuh yaitu perjalanan yang penuh liku-liku, persoalan sanggup tiba secara tiba-tiba tapi yang menyertai kita (Tuhan) jauh lebih besar dari semua persoalan yang ada, dan Ia tidak akan melepaskan pandangan-Nya, tetapi mengawasi kita dari awal hingga akhir!
Apa tujuan Tuhan memproses kita? "Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi baskom lain berdasarkan apa yang baik pada pemandangannya." (Yeremia 18:4). Tuhan perlu proses kita supaya kita mempunyai kualitas hidup yang lebih baik lagi. Semakin kita mempunyai kehidupan yang berkualitas, semakin kita menjadi perabot untuk maksud yang mulia (baca 2 Timotius 2:21). Tuhan memakai persoalan untuk membuatkan abjad kita, menyebabkan persoalan sebagai latihan rohani yang bertujuan untuk menguatkan dogma kita. Jangan jadikan persoalan sebagai beban yang justru akan menciptakan kita semakin stress, tapi anggaplah sebagai kesempatan untuk lebih mendekat kepada Tuhan, mencari wajah-Nya lebih sungguh dan bergantung penuh kepada-Nya.
Berdasarkan pengalaman, penyembahan yang mendalam dan doa yang nrimo dan murni biasanya terjadi dikala seseorang berada dalam persoalan yang berat. "Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. TUHAN itu bersahabat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." (Mazmur 34:18-19). (Bersambung)
Baca: Mazmur 38:1-23
"TUHAN, janganlah menghukum saya dalam geram-Mu, dan janganlah menghajar saya dalam kepanasan murka-Mu;" Mazmur 38:2
Perjalanan hidup kekristenan yaitu sebuah perjalanan yang tidak mudah, tidak selalu melewati jalan yang rata, tapi penuh dengan tantangan, ibarat perjalanan bangsa Israel sebelum mencapai Tanah Perjanjian: harus menaklukkan musuh-musuh. "Tetapi negeri, ke mana kau pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang menerima air sebanyak hujan yang turun dari langit; suatu negeri yang dipelihara oleh TUHAN, Allahmu: mata TUHAN, Allahmu, tetap mengawasinya dari awal hingga simpulan tahun." (Ulangan 11:11-12). Kalimat 'bergunung-gunung dan berlembah-lembah' yaitu citra bahwa perjalanan yang harus kita tempuh yaitu perjalanan yang penuh liku-liku, persoalan sanggup tiba secara tiba-tiba tapi yang menyertai kita (Tuhan) jauh lebih besar dari semua persoalan yang ada, dan Ia tidak akan melepaskan pandangan-Nya, tetapi mengawasi kita dari awal hingga akhir!
Apa tujuan Tuhan memproses kita? "Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi baskom lain berdasarkan apa yang baik pada pemandangannya." (Yeremia 18:4). Tuhan perlu proses kita supaya kita mempunyai kualitas hidup yang lebih baik lagi. Semakin kita mempunyai kehidupan yang berkualitas, semakin kita menjadi perabot untuk maksud yang mulia (baca 2 Timotius 2:21). Tuhan memakai persoalan untuk membuatkan abjad kita, menyebabkan persoalan sebagai latihan rohani yang bertujuan untuk menguatkan dogma kita. Jangan jadikan persoalan sebagai beban yang justru akan menciptakan kita semakin stress, tapi anggaplah sebagai kesempatan untuk lebih mendekat kepada Tuhan, mencari wajah-Nya lebih sungguh dan bergantung penuh kepada-Nya.
Berdasarkan pengalaman, penyembahan yang mendalam dan doa yang nrimo dan murni biasanya terjadi dikala seseorang berada dalam persoalan yang berat. "Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. TUHAN itu bersahabat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya." (Mazmur 34:18-19). (Bersambung)