Tuhan Ialah Kota Benteng Orang Percaya (1)

Disadur dari , edisi 11 Mei 2017

Baca:  Mazmur 46:1-12

"Allah itu bagi kita daerah tunjangan dan kekuatan,"  Mazmur 46:12

Di zaman dahulu setiap kota selalu mempunyai benteng, pintu gerbang kota dan juga tembok yang mengelilingi kota itu, dengan tujuan biar kota itu terjaga kondusif dan terlindungi dari serangan musuh.  Namun bagaimanapun juga tunjangan dan penjagaan yang dibangun oleh insan ialah terbatas adanya, tidak seratus persen sanggup memperlihatkan jaminan keamanan dan keselamatan yang sempurna.  "...jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga."  (Mazmur 127:1b).

     Bani Korah dalam nyanyiannya menyatakan bahwa kota benteng orang percaya ialah Tuhan, Dialah bagi kita daerah tunjangan dan kekuatan.  Artinya saat kita masuk ke kota benteng tunjangan itu kita akan beroleh jaminan keamanan, ketenangan dan perlindungan, karena  "Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang;"  (Mazmur 46:6).  Adakah daerah di dunia ini yang sanggup menjamin keamanan dan tunjangan bagi manusia?  Tidak ada.  Di masa kini ini banyak orang mengalami ketakutan yang luar biasa alasannya ialah goncangan terjadi di mana-mana,  "Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang..."  (Mazmur 46:7), namun sebagai orang percaya kita tidak perlu kuatir dan takut,  "...karena kita mendapatkan kerajaan yang tidak tergoncangkan,"  (Ibrani 12:28).  Sekalipun musuh menyerang, sekalipun setiap hari kita disuguhi berita-berita menggemparkan, tunjangan yang Tuhan sediakan sudah lebih dari cukup untuk menciptakan kita aman, tenteram dan mencicipi hening sejahtera yang luar biasa.

     Tuhan sebagai kota benteng berarti Ia ialah sebagai daerah tunjangan dan kekuatan bagi kita.  Ada banyak orang mengeluh, berputus asa atau putus asa alasannya ialah merasa sudah tidak kuat, tidak sanggup dan tidak bisa menanggung beban hidup yang teramat berat.  Dalam kondisi ibarat itu mereka bukannya mencari Tuhan, tetapi menempuh cara-cara instan dengan melaksanakan tindakan kompromi dengan dosa alias berbuat nekat.  Solusi atau jalan keluar tidak mereka dapatkan, mereka justru semakin terjerumus ke lubang yang semakin dalam.  "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut."  (Amsal 14:12).

Adalah sia-sia belaka jikalau kita mencari pertolongan di luar Tuhan!