Musuh Tak Terduga Datangnya

Disadur dari , edisi 10 April 2017

Baca:  1 Samuel 23:1-13

"Bersiaplah, pergilah ke Kehila, alasannya yaitu Aku akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu."  1 Samuel 23:4

Perjalanan hidup setiap orang tak pernah luput dari masalah, entah itu berupa sakit-penyakit, krisis keuangan, petaka atau bahkan musuh-musuh yang sewaktu-waktu bisa tiba tanpa bisa diprediksi.  Untuk menghadapi semuanya itu kita mustahil mengandalkan kekuatan diri sendiri, mutlak kita memerlukan Tuhan.  Karena itu penting sekali kita membangun komplotan yang karib dengan Tuhan semoga beroleh petunjuk dan tuntunan-Nya, alasannya yaitu ada tertulis:  "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka."  (Mazmur 25:14).

     Bergaul karib dengan Tuhan berarti mengakibatkan doa dan perenungan firman Tuhan sebagai gaya hidup.  Doa merupakan komplotan secara roh dengan Roh Kudus dan Bapa, sedangkan firman Tuhan yaitu masakan rohani yang mutlak diharapkan untuk menguatkan iman kita.  Daud bisa mengalahkan musuh-musuhnya lantaran dia karib dengan Tuhan.  Terbukti dia selalu meminta petunjuk dan penyertaan Tuhan sebelum melangkah atau melaksanakan segala sesuatu.  Ketika diberitahukan bahwa  "...orang Filistin berperang melawan kota Kehila dan menjarah tempat-tempat pengirikan."  (1 Samuel 23:1), bertanyalah Daud kepada Tuhan:  "'Apakah saya akan pergi mengalahkan orang Filistin itu?' Jawab TUHAN kepada Daud: 'Pergilah, kalahkanlah orang Filistin itu dan selamatkanlah Kehila.'"  (1 Samuel 23:2).  Daud pun maju berperang, dan lantaran campur tangan Tuhan dia berhasil mengalahkan orang Filistin dan menyelamatkan penduduk Kehila.

     Penduduk Kehila bukanlah sanak saudara Daud, tetapi lantaran solidaritasnya terhadap bangsa itu dia rela berperang melawan orang Filistin.  Apa itu solidaritas?  Adalah rasa kebersamaan, rasa kesatuan kepentingan, rasa simpati, rasa setia kawan.  Bagaimana respons orang-orang Kehila sehabis dibantu Daud?  Alih-alih mengungkapkan rasa terima kasih, mereka justru berpihak kepada Saul untuk menyingkirkan Daud.  Dalam situasi ini Saul yang seharusnya membela Daud malah menyimpan niat jahat terhadap Daud, lantaran terbakar rasa iri hati dan dengki.  Benar-benar di luar dugaan!

Tak perlu takut menghadapi musuh!  Jika Tuhan di pihak kita, siapakah lawan kita?