Berdoalah Berdasarkan Kehendak Tuhan

Disadur dari , edisi 20 Juni 2017

Baca:  1 Yohanes 5:13-21

"Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya."  1 Yohanes 5:15

Setiap orang percaya mempunyai hak istimewa untuk berdoa kepada Tuhan, di mana kita semua berharap doa-doa yang kita panjatkan didengar dan dijawab oleh-Nya sebagaimana yang Ia janjikan melalui firman-Nya:  "Karena setiap orang yang meminta, mendapatkan dan setiap orang yang mencari, menerima dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."  (Matius 7:8).  Namun ternyata tidak semua doa kita didengar dan dijawab Tuhan.  Inilah yang seringkali mengakibatkan kekecewaan.  Agar doa kita efektif kita perlu mengoreksi diri dan mencar ilmu meminta berdasarkan kehendak Tuhan, bukan kehendak kita.

     Suatu ketika Filipus berkata kepada Tuhan Yesus,  "'Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.' Kata Yesus kepadanya: 'Telah sekian usang Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, dia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?'"  (Yohanes 14:8-10).  Meskipun telah bersama-sama dengan Tuhan Yesus sekian lama, makan sehidangan dengan-Nya, dan melaksanakan tour pelayanan bersama, Filipus masih belum juga memahami siapa gotong royong Tuhan Yesus sehingga dia meminta biar Tuhan Yesus menunjukkan Bapa kepadanya, dia rindu untuk melihat secara nyata.  Mungkin Filipus berharap biar Tuhan Yesus mewujudkan sosok mulia Sang Bapa, sama menyerupai yang dilihat oleh para nabi yang hidup di zaman Perjanjian Lama.

     Seringkali kita mempunyai doktrin menyerupai Filipus, doktrin yang didasarkan pada hal-hal yang terlihat kasat mata.  Iman kita berdiri ketika kita melihat mujizat dinyatakan secara eksklusif atau melihat cahaya menyinari kita ketika sedang berdoa di kamar.  Kita selalu ingin melihat sesuatu yang spektakuler untuk menguatkan doktrin kita.  Namun Tuhan Yesus tidak pernah mengajarkan perilaku doa yang demikian, alasannya ialah kalau doa dan doktrin bergantung pada hal-hal yang terlihat mata jasmani, kita niscaya akan kecewa.

Apakah doa-doa kita kini ini sering terpusat pada memaksa Tuhan untuk menunjukkan sesuatu yang sanggup terlihat?