Jangan Berlaku Menyerupai Kuda Atau Bagal (1)

Disadur dari , edisi 1 Juli 2017

Baca:  Mazmur 32:1-11

"Janganlah ibarat kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, jikalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau."  Mazmur 32:9

Seringkali timbul pertanyaan di benak kita:  "Mengapa problem masih dialami oleh orang yang percaya kepada Kristus?  Mengapa Tuhan seakan-akan membiarkan umat-Nya berjuang sendirian menghadapi pergumulan hidup?"  Tuhan tidak pernah berjanji bahwa setiap orang percaya kepada-Nya niscaya terbebas dari masalah, namun yang niscaya bahwa problem yang dialami  "...tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan sebab itu Ia tidak akan membiarkan kau dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kau dicobai Ia akan menawarkan kepadamu jalan ke luar, sehingga kau sanggup menanggungnya."  (1 Korintus 10:13).  Pemazmur juga menyatakan,  "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan ia dari semuanya itu;"  (Mazmur 34:20).

     Jika Tuhan mengijinkan problem berarti Ia niscaya punya suatu rencana di balik problem tersebut.  Adakalanya Tuhan memakai problem sebagai salah satu cara untuk mengajar kita.  "Aku hendak mengajar dan memperlihatkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu."  (Mazmur 32:8).  Tuhan perlu mengajar kita sebab Ia hendak memperbaiki kualitas hidup kita.  Dalam mazmur ini Tuhan tidak menghendaki umat-Nya berlaku ibarat kuda atau bagal!  Ada beberapa sifat dasar dari kuda, antara lain tidak sanggup mengenal siapa pemiliknya meski ia dirawat setiap hari olehnya;  secara refleks kuda akan menyepak siapa saja yang mendekatinya dari belakang, atau akan mengangkat kedua kaki depannya dan menendang siapa saja yang mencoba untuk mendekatinya dari depan, sekalipun itu yakni pemiliknya sendiri.

     Bukankah kita tanpa sadar seringkali berlaku ibarat kuda atau bagal?  Padahal Tuhan telah menyelamatkan hidup kita, menebus dosa-dosa kita melalui pengorban-Nya di atas kayu salib;  dikala sakit-penyakit menimpa, Tuhanlah yang menyembuhkan;  dikala mengalami jalan buntu, Tuhanlah yang membuka jalan bagi kita;  dikala berada dalam krisis, Tuhan selalu hadir untuk menolong dan memulihkan keadaan kita.  Meski demikian, kita tetap saja tidak mempunyai pengenalan yang benar akan Dia.  (Bersambung)