Buta Rohani: Tidak Melihat Kebenaran

Disadur dari , edisi 30 Juni 2017

Baca:  Matius 15:1-20

"Jika orang buta menuntun orang buta, niscaya keduanya jatuh ke dalam lobang."  Matius 15:14b

Apa yang terbayang di benak Saudara bila melihat ada 2 orang buta yang hendak menyeberangi jalan umum, sementara jalan tersebut penuh dengan kendaraan yang sedang kemudian lalang?  Tentu itu sangat berbahaya!  Kita niscaya akan berpikir bahwa kecil kemungkinan kedua orang buta tersebut sanggup menyeberangi jalan dengan selamat, atau kemungkinan terburuknya yakni mereka akan tertabrak oleh kendaraan.

     Pernyataan keras pada ayat nas disampaikan Yesus untuk menyindir keberadaan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang secara lahiriah mempunyai mata normal alias sanggup melihat, tetapi bergotong-royong mereka mengalami kebutaan rohani, sehingga tidak sanggup melihat kebenaran.  "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan anutan yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."  (ayat 8-9).  Mereka tahu perihal kebenaran secara detil, mempunyai ilmu teologia sangat tinggi, bahkan cakap mengajar orang lain, namun tragisnya mereka sendiri tidak hidup dalam kebenaran...  apalah arti semuanya itu?  Jika mereka sendiri tidak hidup dalam kebenaran bagaimana mungkin membawa orang lain kepada kebenaran?  Bagaimana mungkin menjadi berkat atau kesaksian bagi orang lain?  Menjadi kerikil sandungan, iya.  "Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kau turuti perbuatan-perbuatan mereka, lantaran mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya."  (Matius 23:3).

     Bibel menyatakan bahwa setiap orang yang belum mengenal Kristus disebut sebagai orang-orang yang masih buta rohaninya lantaran mereka belum melihat terang, alasannya yakni Kristus yakni jelas itu sendiri  (baca  Yohanes 8:12).  Tetapi ada pula orang-orang yang sudah tahu kebenaran, mendengar informasi Injil, tapi tidak mau percaya, karena  "...pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil perihal kemuliaan Kristus, yang yakni citra Allah."  (2 Korintus 4:4).

Sebagai orang percaya, yang telah mendapatkan jelas Kristus dan firman-Nya, seharusnya kita mempunyai kehidupan yang memancarkan jelas bagi orang lain, sehingga orang lain dapat  'melihat'  kebenaran itu melalui kita.