Jangan Berlaku Menyerupai Kuda Atau Bagal (2)

Disadur dari , edisi 2 Juli 2017

Baca:  Mazmur 105:1-11

"Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!"  Mazmur 105:4

Jika hingga dikala ini kita bisa menjalani hari-hari, lantaran apa?  Jika kita masih sanggup bernafas dan menghirup udara segar, lantaran apa?  Semua itu bukan lantaran besar lengan berkuasa dan gagah kita, tapi semata-mata lantaran anugerah, sebab  "...di luar Aku kau tidak sanggup berbuat apa-apa."  (Yohanes 15:5b).  Jika menyadari betapa besar kasih Tuhan dalam hidup ini seharusnya kita semakin terdorong untuk mendekat kepada-Nya dan membangkitkan kerinduan kita untuk mengenal Dia lebih dalam lagi.  Tuhan berkata,  "Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran."  (Hosea 6:6).  Tanpa sadar selama ini yang kita ingini dari Tuhan hanyalah berkat-Nya, mujizat-Nya, dan pertolongan-Nya, tapi kita tidak merindukan Pribadi-Nya dan tidak mau mencari wajah-Nya!

     Masih mengenai kuda, kuda juga mempunyai kecenderungan untuk lari menjauh.  Ini menunjukkan betapa susahnya menjinakkan kuda.  Meski telah dirawat dengan baik, begitu ada kesempatan atau celah sedikit saja kuda akan berusaha lari dari tuannya.  Itulah sebabnya pemazmur menyebut kuda atau bagal sebagai hewan yang tidak berakal.  Seringkali hanya lantaran terbentur masalah, kesulitan atau menghadapi pergumulan hidup yang berat, kita praktis sekali memberontak kepada Tuhan, mengeluh, bersungut-sungut, dan mengomel.  Bahkan bukannya semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, tapi malah semakin menjauh dan meninggalkan Dia, lantaran merasa kecewa.  Kita pun menjadi orang Katolik yang bebal!  Nasihat dan teguran firman Tuhan kita abaikan.  "Orang yang mengarahkan indera pendengaran kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran, memperoleh nalar budi."  (Amsal 15:31-32).

     Dalam situasi ibarat ini Tuhan tahu persis bagaimana cara mengajar kita, yaitu memakai tali les dan kekang!  Tuhan akan mengijinkan hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi yang secara daging mungkin sakit, dengan tujuan untuk menarik kita mendekat kepada-Nya dan semoga kita menyadari kesalahan kita.

"Didikan yang keras yaitu bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar,"  Amsal 15:10