Citra Diri Sebagai Insan Gres (1)

Disadur dari , edisi 15 Oktober 2018

Baca:  Kejadian 1:26-31

"Baiklah Kita mengakibatkan insan berdasarkan gambar dan rupa Kita, semoga mereka berkuasa atas ikan-ikan di bahari dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala hewan melata yang merayap di bumi."  Kejadian 1:26

Tuhan membuat insan dengan maksud dan tujuan yang teramat mulia, lantaran itu dijadikannya ia berdasarkan gambar dan rupa-Nya  (ayat nas).  Dari ayat tersebut di atas terperinci dinyatakan bahwa insan itu diciptakan oleh Tuhan, bukan terjadi dengan cara evolusi.  Selain mempunyai gambaran diri Bapa, insan juga diberi kuasa.  Inilah gambaran diri insan asali yaitu insan sebelum jatuh ke dalam dosa.  Manusia asali disebut pula insan yang asli, murni dan tak bercela.  Pada waktu itu jiwa insan digambarkan menyerupai selembar kertas yang putih dan kosong, serta mencerminkan kemuliaan Tuhan.

     Citra diri insan asali itu menjadi rusak sesudah insan melanggar perintah Tuhan yaitu memakan buah yang tidak boleh Tuhan untuk dimakan.  "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan perihal yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, alasannya pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."  (Kejadian 2:16-17).  Ketidaktaatan insan kepada Tuhan ini membawa insan jatuh ke dalam dosa dan terusir dari taman Eden  (Kejadian 3:23-24).  Dosa telah merusak gambaran diri manusia.  Manusia yang gambaran dirinya telah rusak ini disebut insan berdosa, yang hidup tanpa komplotan dengan Tuhan  (jauh dari Tuhan).  Dosa telah menjadi penghalang komplotan insan dengan Bapa,  "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kau dan Allahmu yaitu segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, yaitu segala dosamu."  (Yesaya 59:1-2).

     Kemudian Bapa berinisiatif sendiri untuk memulihkan keadaan manusia, hal itu dimulai dengan memanggil para leluhur kita yaitu orang-orang pilihan-Nya.  Empat nama besar yang dipilih oleh Bapa untuk menjadi mata rantai pemulihan:  Nuh, Abraham, Yusuf dan Daud.  Puncak pemulihan gambaran diri insan itu terjadi melalui inkarnasi Kristus, Dia diutus oleh Bapa untuk turun ke dunia dengan satu misi yaitu menyelamatkan insan dari dosa-dosanya  (Roma 5:12-21), melalui pengorban-Nya di kayu salib.