Tak Ada Yang Patut Disombongkan
Disadur dari , edisi 7 Oktober 2018
Baca: Amsal 16:18-24
"Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan." Amsal 16:18
Pada dasarnya semua insan mempunyai kecenderungan menjadi sombong atau berlaku congkak. Sombong dan congkak ialah dosa yang kurang disadari, tapi seringkali dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Berhati-hatilah! Sebab kesombongan ialah dosa yang sangat serius di hadapan Tuhan, Ia sangat menentang orang sombong. Orang yang sombong, selain tidak disukai sesama, juga akan berurusan dengan Tuhan. Demikianlah firman Tuhan: "Kepada dunia akan Kubalaskan kejahatannya, dan kepada orang-orang fasik kesalahan mereka; kesombongan orang-orang pemberani akan Kuhentikan, dan kecongkakan orang-orang yang gagah akan Kupatahkan." (Yesaya 13:11).
Jika kita menyadari siapa kita ini sesungguhnya, maka tak sepatutnya kita berlaku sombong atau congkak. Pemazmur menyadari bahwa dia ialah debu, "Adapun manusia, hari-harinya ibarat rumput, ibarat bunga di padang demikianlah dia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi." (Mazmur 103:15-16). Nabi Yesaya juga menegaskan bahwa insan itu tak lebih dari pada hembusan nafas (Yesaya 2:22), dan "Manusia sama ibarat angin, hari-harinya ibarat bayang-bayang yang lewat." (Mazmur 144:4). Ini menunjukkan bahwa kekuatan dan kemampuan insan itu sangatlah terbatas! Jika sadar bahwa kekuatan kita ini terbatas tak sepatutnya berlaku sombong, justru seharusnya mendorong kita untuk semakin mendekat kepada Tuhan dan hidup mengandalkan-Nya, alasannya ialah di luar Dia kita tidak bisa berbuat apa-apa dan bukanlah siapa-siapa!
Manusia ialah makhluk sosial, yaitu makhluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari imbas insan lainnya; insan saling membutuhkan satu sama lainnya; insan tidak sanggup hidup sendiri tanpa orang lain. Sehebat, sesukses, sepintar dan sekuat apa pun seseorang tetaplah membutuhkan kehadiran orang lain; dan melalui orang lain pula huruf kita dibentuk: "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17). lantaran itu jangan pernah menganggap rendah orang lain.
"TUHAN menjaga orang-orang yang setiawan, tetapi orang-orang yang berbuat congkak diganjar-Nya dengan tidak tanggung-tanggung." Mazmur 31:24b
Baca: Amsal 16:18-24
"Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan." Amsal 16:18
Pada dasarnya semua insan mempunyai kecenderungan menjadi sombong atau berlaku congkak. Sombong dan congkak ialah dosa yang kurang disadari, tapi seringkali dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Berhati-hatilah! Sebab kesombongan ialah dosa yang sangat serius di hadapan Tuhan, Ia sangat menentang orang sombong. Orang yang sombong, selain tidak disukai sesama, juga akan berurusan dengan Tuhan. Demikianlah firman Tuhan: "Kepada dunia akan Kubalaskan kejahatannya, dan kepada orang-orang fasik kesalahan mereka; kesombongan orang-orang pemberani akan Kuhentikan, dan kecongkakan orang-orang yang gagah akan Kupatahkan." (Yesaya 13:11).
Jika kita menyadari siapa kita ini sesungguhnya, maka tak sepatutnya kita berlaku sombong atau congkak. Pemazmur menyadari bahwa dia ialah debu, "Adapun manusia, hari-harinya ibarat rumput, ibarat bunga di padang demikianlah dia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi." (Mazmur 103:15-16). Nabi Yesaya juga menegaskan bahwa insan itu tak lebih dari pada hembusan nafas (Yesaya 2:22), dan "Manusia sama ibarat angin, hari-harinya ibarat bayang-bayang yang lewat." (Mazmur 144:4). Ini menunjukkan bahwa kekuatan dan kemampuan insan itu sangatlah terbatas! Jika sadar bahwa kekuatan kita ini terbatas tak sepatutnya berlaku sombong, justru seharusnya mendorong kita untuk semakin mendekat kepada Tuhan dan hidup mengandalkan-Nya, alasannya ialah di luar Dia kita tidak bisa berbuat apa-apa dan bukanlah siapa-siapa!
Manusia ialah makhluk sosial, yaitu makhluk yang di dalam hidupnya tidak bisa melepaskan diri dari imbas insan lainnya; insan saling membutuhkan satu sama lainnya; insan tidak sanggup hidup sendiri tanpa orang lain. Sehebat, sesukses, sepintar dan sekuat apa pun seseorang tetaplah membutuhkan kehadiran orang lain; dan melalui orang lain pula huruf kita dibentuk: "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17). lantaran itu jangan pernah menganggap rendah orang lain.
"TUHAN menjaga orang-orang yang setiawan, tetapi orang-orang yang berbuat congkak diganjar-Nya dengan tidak tanggung-tanggung." Mazmur 31:24b