Doa Yang Belum Terucapkan
Disadur dari , edisi 21 Oktober 2018
Baca: Kejadian 24:1-67
"Belum lagi saya habis berkata dalam hatiku, Ribka telah tiba membawa buyung di atas bahunya, dan turun ke mata air itu, kemudian menimba air. Kataku kepadanya: Tolong berikan saya minum." Kejadian 24:45
Orang beranggapan doa yang didengar Tuhan adalah: doa yang diucapkan dengan sangat keras, bila perlu pakai loud speaker; doa yang kalimatnya panjang dengan bahasa indah ibarat puisi para punjangga; doa ibarat orang berpidato dengan kata-kata yang diatur sedemikian rupa. Tertulis: "...dalam doamu itu janganlah kau bertele-tele ibarat kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa lantaran banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan." (Matius 6:7). Jika doa-doa tersebut hanya sebatas lips service, semuanya akan sia-sia.
Doa yang didengar Tuhan yaitu doa dengan perilaku hati yang dibenar disertai ketaatan melaksanakan kehendak-Nya! Bahkan doa yang tak terucapkan pun Tuhan sanggup mendengar, lantaran Ia Mahatahu, tahu setiap getaran dan bunyi hati, pikiran dan rencana kita. Kaprikornus doa yang dipanjatkan kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, yang keluar dari dalam hati, walaupun tanpa suara. Tuhan tahu dan mendengarnya. Hamba Abraham yang diutus Abraham mencarikan isteri bagi Ishak (anaknya), "...berangkat menuju Aram-Mesopotamia ke kota Nahor." (Kejadian 24:10), dan hanya berkata dalam hati meminta tanda mengenai gadis yang dilihatnya, apakah beliau benar untuk Ishak, Tuhan mendengar dan menjawabnya. Ketika bergumul untuk keturunan, Hana berdoa dengan keluhan dalam hati, bahkan imam Eli mengira ia sedang mabuk anggur (1 Samuel 1:13-15). Imam sanggup saja salah mengira lantaran insan tidak tahu getaran dan bunyi hati orang, tetapi Tuhan tahu persis pergumulan Hana dan Ia menjawab doanya (1 Samuel 1:20).
Roh Kudus "...membantu kita dalam kelemahan kita; alasannya yaitu kita tidak tahu, bagaimana gotong royong harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." (Roma 8:26). Tidak ada alasan untuk tidak berdoa, lantaran doa dalam hati sanggup dilakukan di mana saja dan kapan saja, asal dengan perilaku hati yang benar Tuhan niscaya mendengarnya.
"...Bapamu mengetahui apa yang kau perlukan, sebelum kau minta kepada-Nya." Matius 6:8
Baca: Kejadian 24:1-67
"Belum lagi saya habis berkata dalam hatiku, Ribka telah tiba membawa buyung di atas bahunya, dan turun ke mata air itu, kemudian menimba air. Kataku kepadanya: Tolong berikan saya minum." Kejadian 24:45
Orang beranggapan doa yang didengar Tuhan adalah: doa yang diucapkan dengan sangat keras, bila perlu pakai loud speaker; doa yang kalimatnya panjang dengan bahasa indah ibarat puisi para punjangga; doa ibarat orang berpidato dengan kata-kata yang diatur sedemikian rupa. Tertulis: "...dalam doamu itu janganlah kau bertele-tele ibarat kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa lantaran banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan." (Matius 6:7). Jika doa-doa tersebut hanya sebatas lips service, semuanya akan sia-sia.
Doa yang didengar Tuhan yaitu doa dengan perilaku hati yang dibenar disertai ketaatan melaksanakan kehendak-Nya! Bahkan doa yang tak terucapkan pun Tuhan sanggup mendengar, lantaran Ia Mahatahu, tahu setiap getaran dan bunyi hati, pikiran dan rencana kita. Kaprikornus doa yang dipanjatkan kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, yang keluar dari dalam hati, walaupun tanpa suara. Tuhan tahu dan mendengarnya. Hamba Abraham yang diutus Abraham mencarikan isteri bagi Ishak (anaknya), "...berangkat menuju Aram-Mesopotamia ke kota Nahor." (Kejadian 24:10), dan hanya berkata dalam hati meminta tanda mengenai gadis yang dilihatnya, apakah beliau benar untuk Ishak, Tuhan mendengar dan menjawabnya. Ketika bergumul untuk keturunan, Hana berdoa dengan keluhan dalam hati, bahkan imam Eli mengira ia sedang mabuk anggur (1 Samuel 1:13-15). Imam sanggup saja salah mengira lantaran insan tidak tahu getaran dan bunyi hati orang, tetapi Tuhan tahu persis pergumulan Hana dan Ia menjawab doanya (1 Samuel 1:20).
Roh Kudus "...membantu kita dalam kelemahan kita; alasannya yaitu kita tidak tahu, bagaimana gotong royong harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." (Roma 8:26). Tidak ada alasan untuk tidak berdoa, lantaran doa dalam hati sanggup dilakukan di mana saja dan kapan saja, asal dengan perilaku hati yang benar Tuhan niscaya mendengarnya.
"...Bapamu mengetahui apa yang kau perlukan, sebelum kau minta kepada-Nya." Matius 6:8