Menjadi Umat Yang Kuasa Yang Produktif (1)

Disadur dari , edisi 8 Oktober 2018

Baca:  Yehezkiel 17:1-24

"Namun dia ditanam di ladang yang baik, bersahabat air yang berlimpah-limpah, biar dia bercabang-cabang dan berbuah dan biar menjadi pohon anggur yang bagus."  Yehezkiel 17:8

Melalui nabi Yehezkiel ini Tuhan menyatakan kerinduan dan kehendak-Nya atas kehidupan bangsa Israel yang ialah umat pilihan-Nya.  Tuhan mau mereka menjadi umat yang produktif, yang mengalami pertumbuhan dan berbuah, menyerupai pohon anggur.  Apa yang diperlukan dari pohon anggur?  Tak lain dan tak bukan ialah buahnya.  Pohon anggur hanya akan bermanfaat apabila sanggup berbuah.  "Dan Aku telah tetapkan kamu, biar kau pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, biar apa yang kau minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu."  (Yohanes 15:16).

     Bertumbuh dan berbuah ialah cara menyenangkan hati Tuhan dan mempermuliakan nama-Nya.  "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jikalau kau berbuah banyak dan dengan demikian kau ialah murid-murid-Ku."  (Yohanes 15:8).  Kunci untuk sanggup bertumbuh dan berbuah ialah menempel kepada Tuhan,  "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama menyerupai ranting tidak sanggup berbuah dari dirinya sendiri, kalau dia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kau tidak berbuah, jikalau kau tidak tinggal di dalam Aku."  (Yohanes 15:4), dan mengakibatkan hati kita sebagai tanah yang baik.  "Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang sehabis mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."  (Lukas 8:15)  Tanah hati yang oke yang sanggup menghasilkan buah yang lebat:  "...ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."  (Matius 13:8).

     Pemazmur menggambarkan kehidupan Katolik yang produktif itu  "...seperti pohon, yang ditanam di tepi pedoman air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil."  (Mazmur 1:3).  Sayang, hingga ketika ini masih banyak orang percaya yang kehidupan rohaninya tidak bertumbuh dan berbuah, padahal sudah menjadi pengikut Kristus bertahun-tahun lamanya dan bahkan sudah terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan rohani di gereja.  Kehidupan Katolik yang demikian sanggup disebut kekristenan yang kerdil dan mandul.  Ini mengecewakan Tuhan!