Dikhianati Orang Terdekat

Disadur dari , edisi 12 Oktober 2018

Baca:  Matius 26:47-56

"'Hai teman, untuk itukah engkau datang?' Maka majulah mereka memegang Yesus dan menangkap-Nya."  Matius 26:50

Bagaimana perasaan Saudara seandainya orang yang teramat erat dengan kita, sahabat dan bahkan kita sudah menganggapnya menyerupai saudara sendiri dan sangat kita kasihi, tiba-tiba berlaku khianat terhadap kita?  Tentunya kita sangat kecewa dan hati ini terasa sakit.  "Seorang mitra memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah."  (Amsal 27:6).  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata  'khianat'  mempunyai arti:  perbuatan tidak setia, tipu daya, perbuatan yang bertentangan dengan janji.  Sebagian besar orang yang telah dikhianati oleh orang terdekatnya akan melaksanakan sebuah tindakan, ialah tidak lagi mau berafiliasi dengan orang yang berkhianat tadi, sekalipun mungkin sudah memaafkan.  "Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri dari pada kota yang kuat,"  (Amsal 18:19).

     Kristus pun pernah mencicipi sebuah pengkhianatan!  Ia dikhianati oleh orang-orang terdekat-Nya dan yang dikasihi-Nya.  Pada malam sebelum ditangkap Ia dan kedua belas murid-Nya berkumpul bersama menikmati jamuan makan malam.  Pada kesempatan itu Kristus memberikan perihal apa yang akan terjadi pada diri-Nya dan murid-murid-Nya, di mana mereka akan tercerai berai dan lari ketakutan dikala Kristus akan ditangkap.  Mendengar hal itu Petrus eksklusif reaktif dan berjanji bahwa apa pun yang terjadi dia sekali-kali tidak akan meninggalkan Sang Guru.  Namun bagaimana faktanya?  Sebelum ayam berkokok Petrus sudah menyangkal Kristus di hadapan insan sebanyak tiga kali.  Juga, Yudas Iskariot, tega menyerahkan Sang Guru kepada imam-imam kepala untuk ditangkap demi mendapat uang sebesar tiga pula keping perak.

     Sekalipun Kristus telah dikhianati, dikecewakan, di sakiti dan ditinggalkan oleh murid-murid-Nya, kasih-Nya tak pernah berubah, kasih-Nya tak lekang oleh situasi dan kondisi.  Bahkan Ia tetap berdoa untuk murid-murid-Nya  (Yohanes 17:1-26).  Suatu referensi hidup yang luar biasa!  Tuhan menghendaki kita untuk mengikuti jejak-Nya,  "...sama menyerupai Aku telah menyayangi kau demikian pula kau harus saling mengasihi."  (Yohanes 13:34), termasuk menyayangi dan mengampuni orang yang menyakiti sekalipun.

Tetap menyayangi walau tersakiti dan dikhianati, itulah kasih yang sejati!