Tinggal Di Tanah Gosyen (1)
Disadur dari , edisi 23 Oktober 2018
Baca: Kejadian 45:1-28
"Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan akrab kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu. Di sanalah saya memelihara engkau--sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi--supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau." Kejadian 45:10-11
Gosyen yakni sebuah tempat di mana Yakub dan anak-anaknya, yang yakni cikal bakal bangsa Israel, pernah tinggal saat mereka mengungsi ke Mesir. Sesungguhnya tanah Gosyen merupakan kawasan yang paling subur di seluruh negeri Mesir. Mengapa orang-orang Israel sanggup mendapat tanah Gosyen dan tinggal di situ? Nampaknya ini bukan hal yang kebetulan, melainkan ada alasannya. Dari pihak orang-orang Mesir, mereka punya alasan tersendiri untuk menempatkan orang-orang Israel di Gosyen. Sementara dari pihak Yusuf (pada waktu itu) juga punya alasan tertentu, mengapa ia hingga meminta tanah Gosyen tersebut untuk tempat tinggal sanak keluarganya.
Orang-orang Israel ditempatkan di tanah Gosyen lantaran tempat tersebut terisolir dan terpisah oleh sebuah sungai besar, sehingga mereka tidak sanggup hidup membaur dengan orang-orang Mesir, oleh lantaran mereka yakni keturunan orang Ibrani. Bagi orang Mesir, berkumpul atau makan bersama dengan orang-orang Ibrani yakni sebuah kekejian. "Lalu dihidangkanlah makanan, bagi Yusuf tersendiri, bagi saudara-saudaranya tersendiri dan bagi orang-orang Mesir yang bahu-membahu makan dengan mereka itu tersendiri; lantaran orang Mesir tidak boleh makan bahu-membahu dengan orang Ibrani, lantaran hal itu suatu kekejian bagi orang Mesir." (Kejadian 43:32). Itulah alasannya mengapa orang-orang Israel ditempatkan di Gosyen, terpisah dari orang-orang Mesir.
Mesir yakni lambang kehidupan dunia! Begitu pula dengan keberadaan orang percaya, kita ini dipisahkan dari dunia ini oleh lantaran kita sudah mengalami 'kelahiran baru' dan menjadi ciptaan yang gres di dalam Kristus. Maka dari itu kita harus mempunyai cara hidup yang berbeda dengan dunia (Mesir), sebagaimana yang rasul Paulus nasihatkan: "Janganlah kau menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kau sanggup membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2).
Baca: Kejadian 45:1-28
"Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan akrab kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu. Di sanalah saya memelihara engkau--sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi--supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau." Kejadian 45:10-11
Gosyen yakni sebuah tempat di mana Yakub dan anak-anaknya, yang yakni cikal bakal bangsa Israel, pernah tinggal saat mereka mengungsi ke Mesir. Sesungguhnya tanah Gosyen merupakan kawasan yang paling subur di seluruh negeri Mesir. Mengapa orang-orang Israel sanggup mendapat tanah Gosyen dan tinggal di situ? Nampaknya ini bukan hal yang kebetulan, melainkan ada alasannya. Dari pihak orang-orang Mesir, mereka punya alasan tersendiri untuk menempatkan orang-orang Israel di Gosyen. Sementara dari pihak Yusuf (pada waktu itu) juga punya alasan tertentu, mengapa ia hingga meminta tanah Gosyen tersebut untuk tempat tinggal sanak keluarganya.
Orang-orang Israel ditempatkan di tanah Gosyen lantaran tempat tersebut terisolir dan terpisah oleh sebuah sungai besar, sehingga mereka tidak sanggup hidup membaur dengan orang-orang Mesir, oleh lantaran mereka yakni keturunan orang Ibrani. Bagi orang Mesir, berkumpul atau makan bersama dengan orang-orang Ibrani yakni sebuah kekejian. "Lalu dihidangkanlah makanan, bagi Yusuf tersendiri, bagi saudara-saudaranya tersendiri dan bagi orang-orang Mesir yang bahu-membahu makan dengan mereka itu tersendiri; lantaran orang Mesir tidak boleh makan bahu-membahu dengan orang Ibrani, lantaran hal itu suatu kekejian bagi orang Mesir." (Kejadian 43:32). Itulah alasannya mengapa orang-orang Israel ditempatkan di Gosyen, terpisah dari orang-orang Mesir.
Mesir yakni lambang kehidupan dunia! Begitu pula dengan keberadaan orang percaya, kita ini dipisahkan dari dunia ini oleh lantaran kita sudah mengalami 'kelahiran baru' dan menjadi ciptaan yang gres di dalam Kristus. Maka dari itu kita harus mempunyai cara hidup yang berbeda dengan dunia (Mesir), sebagaimana yang rasul Paulus nasihatkan: "Janganlah kau menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kau sanggup membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." (Roma 12:2).