Hidup Ialah Sebuah Kesempatan Berharga (2)

Disadur dari , edisi 13 September 2017

Baca:  Pengkhotbah 9:1-12

"Karena insan tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan menyerupai burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah belum dewasa insan terjerat pada waktu yang malang, bila hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba."  Pengkhotbah 9:12

Menyadari betapa berharganya waktu atau kesempatan dalam hidup ini rasul Paulus pun menasihati semoga kita benar-benar memperhatikan dengan seksama hal ini:  "...bagaimana kau hidup, janganlah menyerupai orang bebal, tetapi menyerupai orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, sebab hari-hari ini yakni jahat."  (Efesus 5:15-16).  Kalau kita tidak cermat memperhatikan, maka kita akan kehilangan kesempatan.  Karena itu kita harus memperhatikan waktu pintu terbuka dan waktu pintu tertutup.  Ada tertulis:  "...apabila Ia  (Tuhan Yesus)  membuka, tidak ada yang sanggup menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang sanggup membuka."  (Wahyu 3:7).  Artinya ada waktunya Tuhan membuka pintu masuk bagi kita dalam sebuah kesempatan;  bilamana kita tidak masuk, pintu akan tertutup.  Pintu itu sanggup sebuah kesempatan-kesempatan baik yang kita miliki, yang mungkin cuma sekali saja.  Jadi, perhatikan kairos yang Tuhan berikan!

     Pengkhotbah menyatakan bahwa nasib semua orang sama, yang membedakan antara yang satu dengan yang lain yakni apakah kita sanggup memakai kesempatan dalam hidup ini dengan baik, ataukah justru menyia-nyiakannya.  Maka dari itu  "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, sebab tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi."  (Pengkhotbah 9:10).  Selagi ada waktu dan kesempatan, selagi kita masih diberi nafas hidup oleh Tuhan, mari kita kerjakan segala sesuatu yang Tuhan sudah percayakan dalam bidang apa pun  (pelayanan, pekerjaan, studi dan sebagainya)  dengan begitu sungguh-sungguh, sepenuh hati dan tidak setengah-setengah.

     Betapa banyak dari kita yang mempunyai kebiasaan klasik suka sekali menunda-nunda waktu dalam mengerjakan sesuatu.  Kita berkata,  "Ah nanti saja kan bisa...  besok atau lusa, niscaya akan kukerjakan...!"  Padahal insan tidak mengetahui waktunya  (ayat nas), tidak tahu apa yang terjadi satu jam di depan, besok atau lusa.

Karena itu jadilah peka dan berlakulah bijaksana, atau kita akan menyesalinya!