Hiduplah Mengandalkan Tuhan
Disadur dari , edisi 1 September 2017
Baca: Yeremia 17:5-10
"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" Yeremia 17:7
Hari ini kita memasuki hari pertama di bulan September. Jika memperhatikan keadaan dunia dikala ini, semakin baikkah? Sebaliknya, bukan? Semakin hari semakin banyak goncangan terjadi. Secara naluriah goncangan-goncangan yang ada menciptakan kita semakin was-was, gelisah dan takut. Kemudian sebab terpengaruh oleh keadaan atau situasi yang ada, tidak sedikit orang percaya yang awalnya mempunyai roh yang menyala-nyala dalam melayani Tuhan atau mengerjakan perkara-perkara rohani jadinya menjadi suam-suam kuku. Mereka mulai kehilangan kasih mula-mula kepada Tuhan, dan klimaksnya mereka mengakhirnya dengan hidup di dalam daging (baca Galatia 3:3).
Hal ini tidak akan terjadi apaila kita hidup mengandalkan Tuhan dan bersandar kepada-Nya. Keadaan orang yang hidup mengandalkan Tuhan niscaya berbeda dari orang tidak mengandalkan Tuhan. Orang yang hidup mengandalkan Tuhan "...akan ibarat pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah." (Yeremia 17:8). Orang yang hidupnya mengandalkan Tuhan tidak akan terpengaruh oleh situasi atau keadaan, tidak perlu takut pada musim-musim kering, tidak perlu takut menghadapi goncangan. Seperti pohon yang akar-akarnya merambat ke tepi batang air, maka daunnya tidak akan pernah layu, selalu hijau, dan senantiasa menghasilkan buah pada musimnya. Berbuahnya pun tidak sekedar berbuah, tetapi lebat dan elok rasanya.
Sesungguhnya goncangan sudah terjadi semenjak dahulu. Ketika Tuhan Yesus dilahirkan, goncangan dan aniaya hebat terjadi, sampai-sampai Ia harus dibawa mengungsi ke Mesir. Meski demikian jelas yang dibawa Kristus tidak pernah redup, bahkan terang-Nya bisa mengalahkan kegelapan dunia, sebagaimana tujuan Kristus tiba ke bumi ialah untuk menyatakan keberadaan dan kebenaran Bapa, sehingga "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;" (Yohanes 14:9).
Hidup kita akan tetap menunjukkan kualitas berbeda di tengah goncangan asal kita senantiasa mengandalkan Tuhan!
Baca: Yeremia 17:5-10
"Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" Yeremia 17:7
Hari ini kita memasuki hari pertama di bulan September. Jika memperhatikan keadaan dunia dikala ini, semakin baikkah? Sebaliknya, bukan? Semakin hari semakin banyak goncangan terjadi. Secara naluriah goncangan-goncangan yang ada menciptakan kita semakin was-was, gelisah dan takut. Kemudian sebab terpengaruh oleh keadaan atau situasi yang ada, tidak sedikit orang percaya yang awalnya mempunyai roh yang menyala-nyala dalam melayani Tuhan atau mengerjakan perkara-perkara rohani jadinya menjadi suam-suam kuku. Mereka mulai kehilangan kasih mula-mula kepada Tuhan, dan klimaksnya mereka mengakhirnya dengan hidup di dalam daging (baca Galatia 3:3).
Hal ini tidak akan terjadi apaila kita hidup mengandalkan Tuhan dan bersandar kepada-Nya. Keadaan orang yang hidup mengandalkan Tuhan niscaya berbeda dari orang tidak mengandalkan Tuhan. Orang yang hidup mengandalkan Tuhan "...akan ibarat pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah." (Yeremia 17:8). Orang yang hidupnya mengandalkan Tuhan tidak akan terpengaruh oleh situasi atau keadaan, tidak perlu takut pada musim-musim kering, tidak perlu takut menghadapi goncangan. Seperti pohon yang akar-akarnya merambat ke tepi batang air, maka daunnya tidak akan pernah layu, selalu hijau, dan senantiasa menghasilkan buah pada musimnya. Berbuahnya pun tidak sekedar berbuah, tetapi lebat dan elok rasanya.
Sesungguhnya goncangan sudah terjadi semenjak dahulu. Ketika Tuhan Yesus dilahirkan, goncangan dan aniaya hebat terjadi, sampai-sampai Ia harus dibawa mengungsi ke Mesir. Meski demikian jelas yang dibawa Kristus tidak pernah redup, bahkan terang-Nya bisa mengalahkan kegelapan dunia, sebagaimana tujuan Kristus tiba ke bumi ialah untuk menyatakan keberadaan dan kebenaran Bapa, sehingga "Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;" (Yohanes 14:9).
Hidup kita akan tetap menunjukkan kualitas berbeda di tengah goncangan asal kita senantiasa mengandalkan Tuhan!