Jangan Mencuri Kemuliaan Tuhan
Disadur dari , edisi 20 September 2017
Baca: Kisah Para Rasul 14:1-20
"Kami ada di sini untuk memberitakan Alkitab kepada kamu, semoga kau meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah mengakibatkan langit dan bumi, maritim dan segala isinya." Kisah 14:15b
Ketika rasul Paulus dan Barnabas memberitakan Alkitab di beberapa kota, "Di Listra ada seorang yang duduk saja, alasannya yaitu lemah kakinya dan lumpuh semenjak ia dilahirkan dan belum pernah sanggup berjalan. Ia duduk mendengarkan, saat Paulus berbicara. Dan Paulus menatap ia dan melihat, bahwa ia beriman dan sanggup disembuhkan." (ayat 8-9). Segeralah Paulus menyuruh orang yang lumpuh itu berdiri, maka ia pun melonjak berdiri, kemudian berjalan ke sana ke mari (ayat 10). Mujizat terjadi!
Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu mengira bahwa Paulus dan Barnabas yaitu dewa-dewa yang turun dari langit dalam wujud manusia, sehingga mereka pun menyanjung dan menghormati keduanya sebagaimana yang mereka perbuat terhadap dewa-dewa mereka. Tersanjungkah Paulus dan Barnabas? Apakah keduanya besar hati dan semakin besar kepala? Justru keduanya mengoyakkan pakaian sambil berseru: "Hai kau sekalian, mengapa kau berbuat demikian? Kami ini yaitu insan biasa sama ibarat kamu." (ayat 15a). Karakter ibarat yang dimiliki Paulus dan Barnabas pada zaman ibarat kini ini sangatlah langkah ditemukan. Orang-orang di zaman kini haus akan sanjungan dan kebanggaan dari sesama manusia. Bukan hanya orang-orang di luar Tuhan, tidak sedikit orang Nasrani dan hamba-hamba Tuhan yang mempunyai motivasi salah dalam melayani pekerjaan Tuhan. Mereka suka sekali namanya dikenal, dipuji atau dielu-elukkan oleh banyak orang. Kita lupa bahwa orang sanggup disembuhkan atau bertobat bukan alasannya yaitu kehebatan kita, tapi alasannya yaitu kuasa Tuhan yang turut bekerja di dalamnya dan juga oleh kepercayaan dari orang yang didoakan itu sendiri.
Tanpa Roh Tuhan bekerja kita ini bukan siapa-siapa! Kita ini hanyalah alatnya Tuhan, tidak lebih. Tidak sepatutnya kita mencuri kemuliaan Tuhan untuk kepentingan diri sendiri. Pujian, hormat dan kemuliaan itu hanya patut diberikan hanya kepada Kristus saja, karena "...punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi!" (1 Tawarikh 29:11).
Mencari kebanggaan dari insan yaitu sia-sia belaka! Ini yaitu kebencian Tuhan.
Baca: Kisah Para Rasul 14:1-20
"Kami ada di sini untuk memberitakan Alkitab kepada kamu, semoga kau meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah mengakibatkan langit dan bumi, maritim dan segala isinya." Kisah 14:15b
Ketika rasul Paulus dan Barnabas memberitakan Alkitab di beberapa kota, "Di Listra ada seorang yang duduk saja, alasannya yaitu lemah kakinya dan lumpuh semenjak ia dilahirkan dan belum pernah sanggup berjalan. Ia duduk mendengarkan, saat Paulus berbicara. Dan Paulus menatap ia dan melihat, bahwa ia beriman dan sanggup disembuhkan." (ayat 8-9). Segeralah Paulus menyuruh orang yang lumpuh itu berdiri, maka ia pun melonjak berdiri, kemudian berjalan ke sana ke mari (ayat 10). Mujizat terjadi!
Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu mengira bahwa Paulus dan Barnabas yaitu dewa-dewa yang turun dari langit dalam wujud manusia, sehingga mereka pun menyanjung dan menghormati keduanya sebagaimana yang mereka perbuat terhadap dewa-dewa mereka. Tersanjungkah Paulus dan Barnabas? Apakah keduanya besar hati dan semakin besar kepala? Justru keduanya mengoyakkan pakaian sambil berseru: "Hai kau sekalian, mengapa kau berbuat demikian? Kami ini yaitu insan biasa sama ibarat kamu." (ayat 15a). Karakter ibarat yang dimiliki Paulus dan Barnabas pada zaman ibarat kini ini sangatlah langkah ditemukan. Orang-orang di zaman kini haus akan sanjungan dan kebanggaan dari sesama manusia. Bukan hanya orang-orang di luar Tuhan, tidak sedikit orang Nasrani dan hamba-hamba Tuhan yang mempunyai motivasi salah dalam melayani pekerjaan Tuhan. Mereka suka sekali namanya dikenal, dipuji atau dielu-elukkan oleh banyak orang. Kita lupa bahwa orang sanggup disembuhkan atau bertobat bukan alasannya yaitu kehebatan kita, tapi alasannya yaitu kuasa Tuhan yang turut bekerja di dalamnya dan juga oleh kepercayaan dari orang yang didoakan itu sendiri.
Tanpa Roh Tuhan bekerja kita ini bukan siapa-siapa! Kita ini hanyalah alatnya Tuhan, tidak lebih. Tidak sepatutnya kita mencuri kemuliaan Tuhan untuk kepentingan diri sendiri. Pujian, hormat dan kemuliaan itu hanya patut diberikan hanya kepada Kristus saja, karena "...punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi!" (1 Tawarikh 29:11).
Mencari kebanggaan dari insan yaitu sia-sia belaka! Ini yaitu kebencian Tuhan.