Jangan Andalkan Apa Pun Selain Tuhan
Disadur dari , edisi 4 September 2017
Baca: Amos 6:1-14
"Celaka atas orang-orang yang merasa kondusif di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang!" Amos 6:1
Melalui nabi Amos Tuhan memperingatkan umat-Nya biar tidak merasa kondusif di Sion, merasa tenteram di Samaria, serta tidak mengandalkan manusia.
Sion ialah sentra ibadah bangsa Yehuda, di mana mereka melaksanakan acara keagamaan: ibadah, mempersembahkan korban dan perayaan. Seringkali kita berpikir bahwa dikala kita sudah rajin beribadah, aktif pelayanan dan memberi persembahan kita sudah menyenangkan hati Tuhan. Ibadah dan pelayanan yang sebetulnya itu berbicara perihal ketaatan terhadap firman Tuhan. Ibadah hanya akan disebut rutinitas agamawi apabila tidak disertai ketaatan. Tertulis: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama ibarat kepada mendengarkan bunyi TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan." (1 Samuel 15:22).
Samaria ialah ibukota kerajaan Israel bab utara, citra perihal sentra kekayaan dan kekuasaan. Kata tenteram (batach) berarti percaya atau mengandalkan pada ... Banyak orang mengandalkan kekayaan yang dimiliki dan juga membangga-banggakan jabatan, kedudukan atau kekuasaan. Padahal Injil terang menyatakan bahwa kekayaan ialah sesuatu yang tidak pasti. "Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia (kekayaan), lantaran tiba-tiba ia bersayap, kemudian terbang ke angkasa ibarat rajawali." (Amsal 23:5).
Orang terkemuka berbicara perihal orang-orang yang biasa kita andalkan, koneksi, relasi, atau yang kepadanya kita berharap mendapat pertolongan. Berharap kepada insan niscaya akan berujung pada kekecewaan, lantaran insan itu gampang sekali berubah. Karena itu "Jangan berharap pada manusia, lantaran ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia sanggup dianggap?" (Yesaya 2:22). Usia, kekuatan dan kemampuan insan itu sangatlah terbatas, bersifat fana dan pada hasilnya akan mati. Artinya bahwa di dalam diri kita ini tidak ada yang sanggup diandalkan!
Karena itu jangan sekali-kali kita mengandalkan apa pun yang ada di dunia ini!
Baca: Amos 6:1-14
"Celaka atas orang-orang yang merasa kondusif di Sion, atas orang-orang yang merasa tenteram di gunung Samaria, atas orang-orang terkemuka dari bangsa yang utama, orang-orang yang kepada mereka kaum Israel biasa datang!" Amos 6:1
Melalui nabi Amos Tuhan memperingatkan umat-Nya biar tidak merasa kondusif di Sion, merasa tenteram di Samaria, serta tidak mengandalkan manusia.
Sion ialah sentra ibadah bangsa Yehuda, di mana mereka melaksanakan acara keagamaan: ibadah, mempersembahkan korban dan perayaan. Seringkali kita berpikir bahwa dikala kita sudah rajin beribadah, aktif pelayanan dan memberi persembahan kita sudah menyenangkan hati Tuhan. Ibadah dan pelayanan yang sebetulnya itu berbicara perihal ketaatan terhadap firman Tuhan. Ibadah hanya akan disebut rutinitas agamawi apabila tidak disertai ketaatan. Tertulis: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama ibarat kepada mendengarkan bunyi TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan." (1 Samuel 15:22).
Samaria ialah ibukota kerajaan Israel bab utara, citra perihal sentra kekayaan dan kekuasaan. Kata tenteram (batach) berarti percaya atau mengandalkan pada ... Banyak orang mengandalkan kekayaan yang dimiliki dan juga membangga-banggakan jabatan, kedudukan atau kekuasaan. Padahal Injil terang menyatakan bahwa kekayaan ialah sesuatu yang tidak pasti. "Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia (kekayaan), lantaran tiba-tiba ia bersayap, kemudian terbang ke angkasa ibarat rajawali." (Amsal 23:5).
Orang terkemuka berbicara perihal orang-orang yang biasa kita andalkan, koneksi, relasi, atau yang kepadanya kita berharap mendapat pertolongan. Berharap kepada insan niscaya akan berujung pada kekecewaan, lantaran insan itu gampang sekali berubah. Karena itu "Jangan berharap pada manusia, lantaran ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia sanggup dianggap?" (Yesaya 2:22). Usia, kekuatan dan kemampuan insan itu sangatlah terbatas, bersifat fana dan pada hasilnya akan mati. Artinya bahwa di dalam diri kita ini tidak ada yang sanggup diandalkan!
Karena itu jangan sekali-kali kita mengandalkan apa pun yang ada di dunia ini!