Bertahan Di Tengah Tantangan Hidup
Disadur dari , edisi 7 April 2017
Baca: Ibrani 10:19-39
"Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila dia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." Ibrani 10:38
Setiap orang niscaya merindukan hari esok yang lebih cerah, suatu keadaan yang semakin hari semakin bertambah baik, bukan sebaliknya: mengalami kemerosotan atau kemunduran. Namun seiring berjalannya waktu, semakin kaki melangkah semakin berat tantangan yang harus dihadapi. Bagi mereka yang tak mempunyai dogma yang kuat, keadaan atau situasi berat yang ada semakin mempengaruhi hati dan pikiran mereka, sehingga tidak sedikit dari mereka yang tergoncang dan menjadi tawar hati. Ada tertulis: "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu." (Amsal 24:10).
Dalam situasi yang demikian perlu sekali kita semakin mengaktifkan dogma dan hidup di dalam dogma kepada Tuhan Yesus. Inilah kunci untuk sanggup bertahan di tengah tantangan yaitu tiba kepada Bapa dalam nama Tuhan Yesus untuk berdoa dan memohon segala kesepakatan yang telah diberikan-Nya bagi kita. "Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus tulus dan keyakinan dogma yang teguh, oleh lantaran hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan badan kita telah dibasuh dengan air yang murni." (Ibrani 10:22). Tanpa dogma tak seorang pun sanggup bertahan hidup dengan benar, lantaran selama di dunia ini kita takkan sanggup menghindarkan diri dari banyak sekali pencobaan, tekanan, himpitan, masalah, sakit-penyakit dan sebagainya. Seorang yang tak benar tak sanggup hidup oleh iman, lantaran dia telah mengundurkan diri dari kasih karunia Tuhan, dan hidup berdasarkan kehendaknya sendiri, sehingga dengan nalar dan kekuatan sendiri berusaha untuk menuntaskan segala duduk masalah yang dihadapinya.
Iman bukanlah tindakan nekat atau gambling! "Iman ialah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1). Meski berada di tengah tantangan yang berat sekali pun, orang yang mempunyai dogma takkan pernah mengalah kepada tantangan atau keadaan yang ada, apalagi hingga putus pengharapan, lantaran dia berkeyakinan bahwa "Segala masalah sanggup kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13).
"Marilah kita teguh berpegang pada ratifikasi perihal pengharapan kita, lantaran Ia, yang menjanjikannya, setia." Ibrani 10:23
Baca: Ibrani 10:19-39
"Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila dia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." Ibrani 10:38
Setiap orang niscaya merindukan hari esok yang lebih cerah, suatu keadaan yang semakin hari semakin bertambah baik, bukan sebaliknya: mengalami kemerosotan atau kemunduran. Namun seiring berjalannya waktu, semakin kaki melangkah semakin berat tantangan yang harus dihadapi. Bagi mereka yang tak mempunyai dogma yang kuat, keadaan atau situasi berat yang ada semakin mempengaruhi hati dan pikiran mereka, sehingga tidak sedikit dari mereka yang tergoncang dan menjadi tawar hati. Ada tertulis: "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu." (Amsal 24:10).
Dalam situasi yang demikian perlu sekali kita semakin mengaktifkan dogma dan hidup di dalam dogma kepada Tuhan Yesus. Inilah kunci untuk sanggup bertahan di tengah tantangan yaitu tiba kepada Bapa dalam nama Tuhan Yesus untuk berdoa dan memohon segala kesepakatan yang telah diberikan-Nya bagi kita. "Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus tulus dan keyakinan dogma yang teguh, oleh lantaran hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan badan kita telah dibasuh dengan air yang murni." (Ibrani 10:22). Tanpa dogma tak seorang pun sanggup bertahan hidup dengan benar, lantaran selama di dunia ini kita takkan sanggup menghindarkan diri dari banyak sekali pencobaan, tekanan, himpitan, masalah, sakit-penyakit dan sebagainya. Seorang yang tak benar tak sanggup hidup oleh iman, lantaran dia telah mengundurkan diri dari kasih karunia Tuhan, dan hidup berdasarkan kehendaknya sendiri, sehingga dengan nalar dan kekuatan sendiri berusaha untuk menuntaskan segala duduk masalah yang dihadapinya.
Iman bukanlah tindakan nekat atau gambling! "Iman ialah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1). Meski berada di tengah tantangan yang berat sekali pun, orang yang mempunyai dogma takkan pernah mengalah kepada tantangan atau keadaan yang ada, apalagi hingga putus pengharapan, lantaran dia berkeyakinan bahwa "Segala masalah sanggup kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13).
"Marilah kita teguh berpegang pada ratifikasi perihal pengharapan kita, lantaran Ia, yang menjanjikannya, setia." Ibrani 10:23