Keberhasilan Alasannya Yaitu Tinggal Dalam Firman (1)
Disadur dari , edisi 14 Maret 2017
Baca: Mazmur 1:1-6
"tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam." Mazmur 1:2
Banyak orang berpikir bahwa keberhasilan hidup seseorang sangat ditentukan oleh kecerdasan intelektual atau kecerdasan dalam bidang akademik (IQ) sepenuhnya. Benarkah? Riset justru menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual (IQ) ternyata hanya menyumbang 20% dari keberhasilan seseorang, sedangkan 80% sisanya ditentukan oleh faktor lain yaitu kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan emosional (EQ) yaitu kemampuan untuk mengenali, memahami dan mengelola emosi kita sendiri dan emosi orang lain secara positif. Karena itu orang yang mempunyai kecerdasan emosional (EQ) tinggi akan bisa berkomunikasi lebih baik, membentuk kekerabatan yang lebih besar lengan berkuasa dan mencapai sukses yang lebih besar di kawasan kerja ataupun dalam kehidupan sehari-hari.
Kecerdasan emosional (EQ) berbicara wacana abjad atau sikap hidup seseorang. Bagi orang percaya pedoman utama untuk meningkatkan kecerdasan emosional (EQ) yaitu Alkitab, sebab "Segala goresan pena yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Penting sekali mempunyai pengenalan yang benar wacana firman Tuhan. Ada tertulis: "Umat-Ku binasa lantaran tidak mengenal Allah; lantaran engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan lantaran engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu." (Hosea 4:6). Untuk mempunyai pengenalan yang benar wacana firman Tuhan kita harus menyediakan waktu untuk membaca, mempelajari dan merenungkan firman Tuhan itu siang malam, dan mengakibatkan hal itu sebagai gaya hidup, bukan untuk keterpaksaan, menyerupai Daud yang berkata, "...Taurat-Mu yaitu kegemaranku." (Mazmur 119:77).
Pemazmur menyatakan keberadaan orang yang tinggal dalam firman "...seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:3).
Semakin kita merenungkan firman Tuhan siang malam semakin kita tahu wacana kunci untuk mengalami penggenapan janji Tuhan dan meraih keberhasilan hidup!
Baca: Mazmur 1:1-6
"tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam." Mazmur 1:2
Banyak orang berpikir bahwa keberhasilan hidup seseorang sangat ditentukan oleh kecerdasan intelektual atau kecerdasan dalam bidang akademik (IQ) sepenuhnya. Benarkah? Riset justru menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual (IQ) ternyata hanya menyumbang 20% dari keberhasilan seseorang, sedangkan 80% sisanya ditentukan oleh faktor lain yaitu kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan emosional (EQ) yaitu kemampuan untuk mengenali, memahami dan mengelola emosi kita sendiri dan emosi orang lain secara positif. Karena itu orang yang mempunyai kecerdasan emosional (EQ) tinggi akan bisa berkomunikasi lebih baik, membentuk kekerabatan yang lebih besar lengan berkuasa dan mencapai sukses yang lebih besar di kawasan kerja ataupun dalam kehidupan sehari-hari.
Kecerdasan emosional (EQ) berbicara wacana abjad atau sikap hidup seseorang. Bagi orang percaya pedoman utama untuk meningkatkan kecerdasan emosional (EQ) yaitu Alkitab, sebab "Segala goresan pena yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran." (2 Timotius 3:16). Penting sekali mempunyai pengenalan yang benar wacana firman Tuhan. Ada tertulis: "Umat-Ku binasa lantaran tidak mengenal Allah; lantaran engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan lantaran engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu." (Hosea 4:6). Untuk mempunyai pengenalan yang benar wacana firman Tuhan kita harus menyediakan waktu untuk membaca, mempelajari dan merenungkan firman Tuhan itu siang malam, dan mengakibatkan hal itu sebagai gaya hidup, bukan untuk keterpaksaan, menyerupai Daud yang berkata, "...Taurat-Mu yaitu kegemaranku." (Mazmur 119:77).
Pemazmur menyatakan keberadaan orang yang tinggal dalam firman "...seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." (Mazmur 1:3).
Semakin kita merenungkan firman Tuhan siang malam semakin kita tahu wacana kunci untuk mengalami penggenapan janji Tuhan dan meraih keberhasilan hidup!