Firman Tuhan: Perkataan Dewa Berkuasa

Disadur dari , edisi 20 Maret 2017

Baca:  Yesaya 45:20-25

"Demi Aku sendiri Aku telah bersumpah, dari mulut-Ku telah keluar kebenaran, suatu firman yang tidak sanggup ditarik kembali:"  Yesaya 45:23

Injil bukanlah buku biasa yang sanggup disamakan dengan buku-buku ilmu pengetahuan karya ahli-ahli ternama di dunia, atau sekedar buku bacaan rohani yang sanggup dibaca sewaktu-waktu kala seseorang sedang suntuk dan butuh hiburan.  Injil ialah sabda atau firman Tuhan yang hidup dan berkuasa, Tuhan sendiri yang berfirman kepada manusia.  Bahkan alam semesta dan seluruh isinya ini sudah diciptakan oleh firman Tuhan  (baca  Kejadian 1:1-15).  Jadi,  "...alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak sanggup kita lihat."  (Ibrani 11:3).

     Kalau kita membaca Injil artinya kita sedang mendengarkan Tuhan berbicara kepada kita.  Perkataan Tuhan itu memiliki kuasa untuk mencipta, melepaskan, menyembuhkan, menghiburkan dan menyelamatkan.  Firman itu ialah Tuhan Yesus sendiri, Dialah yang telah membuat langit dan bumi dan segala isinya menyerupai tertulis:  "Pada mulanya ialah Firman; Firman itu gotong royong dengan Allah dan Firman itu ialah Allah. Ia pada mulanya gotong royong dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Firman itu telah menjadi manusia, dan membisu di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran."  (Yohanes 1:1-3, 14).

     Banyak orang Katolik mengakui kebenaran Injil sebagai firman Tuhan yang hidup dan berkuasa, tetapi mereka seringkali memperlakukan Injil secara tidak wajar:  membuka dan membaca Injil jikalau sedang luang saja, atau memperlakukan Injil secara istimewa hanya ketika beribadah di gereja saja.  Ketika sedang dihadapkan pada problem atau kesulitan hidup mereka merasa sangsi terhadap kuasa firman Tuhan, dan lebih mempercayai omongan orang atau pendapat manusia, lebih menuruti hikmah orang fasik daripada mengikuti petunjuk firman Tuhan.  "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."  (Matius 24:35).

Milikilah komitmen menyerupai pemazmur:  "Bagianku ialah TUHAN, saya telah berjanji untuk berpegang pada firman-firman-Mu."  Mazmur 119:57