Ketaatan Yaitu Harga Mutlak (2)
Disadur dari , edisi 17 Maret 2017
Baca: 1 Samuel 15:1-35
"Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja." 1 Samuel 15:23b
Percaya dan taat yaitu dua hal yang tak sanggup dipisahkan dalam kehidupan kekristenan. Artinya dikala kita percaya kepada Tuhan Yesus kita juga harus taat kepada perintah-Nya, alasannya tanpa ketaatan tak seorang pun sanggup menyenangkan hati Tuhan.
Saul yaitu salah satu pola tokoh di Bibel yang harus menuai jawaban dari ketidaktaatannya melaksanakan perintah Tuhan. Kita tahu bahwa Saul bukanlah sembarang orang, melainkan seorang raja atas Israel, namun pada akhirnya dia mengalami penolakan dari Tuhan, bahkan Tuhan merasa menyesal telah memilihnya sebagai raja alasannya dia telah menyepelekan perintah. Melalui nabi Samuel Tuhan berfirman, "...pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, pria maupun perempuan, kanak-kanak maupun bawah umur yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai." (ayat 3). Saul diperintahkan untuk menumpas semua orang Amalek tanpa terkecuali, termasuk binatang ternaknya, namun yang dilakukan: "...Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas semuanya itu." (ayat 9a). Itu artinya Saul tidak taat sepenuhnya kepada Tuhan, alasannya menyelamatkan raja Amalek dan membawa ternak-ternak mereka yang tambun, dan segala yang berharga, namun di hadapan Samuel dia berkata, "...aku telah melaksanakan firman TUHAN." (ayat 13).
Saul berpikir ternak-ternak tambun tersebut hendak dia persembahkan kepada Tuhan sebagai korban syukur (karena sudah menjadi tradisi bagi bangsa Israel, setiap kali menang dalam peperangan melawan musuh, mereka mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan). Mempersembahkan korban kepada Tuhan memang baik, tetapi jikalau itu merupakan upaya untuk menutupi dosa atau pelanggaran, maka akan merupakan kejijikan bagi Tuhan alasannya Tuhan tidak sanggup disuap atau disogok! "Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan." (ayat 22a).
Apa pun alasannya, setiap ketidaktaatan terhadap firman Tuhan itu fatal akibatnya!
Baca: 1 Samuel 15:1-35
"Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja." 1 Samuel 15:23b
Percaya dan taat yaitu dua hal yang tak sanggup dipisahkan dalam kehidupan kekristenan. Artinya dikala kita percaya kepada Tuhan Yesus kita juga harus taat kepada perintah-Nya, alasannya tanpa ketaatan tak seorang pun sanggup menyenangkan hati Tuhan.
Saul yaitu salah satu pola tokoh di Bibel yang harus menuai jawaban dari ketidaktaatannya melaksanakan perintah Tuhan. Kita tahu bahwa Saul bukanlah sembarang orang, melainkan seorang raja atas Israel, namun pada akhirnya dia mengalami penolakan dari Tuhan, bahkan Tuhan merasa menyesal telah memilihnya sebagai raja alasannya dia telah menyepelekan perintah. Melalui nabi Samuel Tuhan berfirman, "...pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, pria maupun perempuan, kanak-kanak maupun bawah umur yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai." (ayat 3). Saul diperintahkan untuk menumpas semua orang Amalek tanpa terkecuali, termasuk binatang ternaknya, namun yang dilakukan: "...Saul dan rakyat itu menyelamatkan Agag dan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas semuanya itu." (ayat 9a). Itu artinya Saul tidak taat sepenuhnya kepada Tuhan, alasannya menyelamatkan raja Amalek dan membawa ternak-ternak mereka yang tambun, dan segala yang berharga, namun di hadapan Samuel dia berkata, "...aku telah melaksanakan firman TUHAN." (ayat 13).
Saul berpikir ternak-ternak tambun tersebut hendak dia persembahkan kepada Tuhan sebagai korban syukur (karena sudah menjadi tradisi bagi bangsa Israel, setiap kali menang dalam peperangan melawan musuh, mereka mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan). Mempersembahkan korban kepada Tuhan memang baik, tetapi jikalau itu merupakan upaya untuk menutupi dosa atau pelanggaran, maka akan merupakan kejijikan bagi Tuhan alasannya Tuhan tidak sanggup disuap atau disogok! "Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan." (ayat 22a).
Apa pun alasannya, setiap ketidaktaatan terhadap firman Tuhan itu fatal akibatnya!