Jangan Tunda Waktu Untuk Bertobat (2)

Disadur dari , edisi 8 Maret 2017

Baca:  Yoel 2:12-17

"Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban menu dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu."  Yoel 2:14

Tuhan menggunakan hama belalang sebagai teguran dan bentuk pendisiplinan terhadap umat Israel yang telah menyimpang dari jalan-jalan-Nya.  Ini yaitu momentum sempurna bagi mereka untuk menginstropeksi diri dan bertobat.  Selagi waktu masih bergulir, selagi pintu kesempatan masih terbuka, jangan tunda-tunda waktu lagi untuk bertobat, lantaran kita tidak tahu apa yang akan terjadi,  "'Tetapi kini juga,' demikianlah firman TUHAN, 'berbaliklahh kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh.'"  (ayat 12).  Jika tidak, maka  'hari Tuhan'  akan tiba sebagai peristiwa yang jauh lebih dahsyat dan mengerikan daripada hama belalang.

     Tuhan mengutus Yoel untuk menyerukan pertobatan secara massal disertai dengan puasa.  "Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak, bahkan bawah umur yang menyusu; sepakat penganten pria keluar dari kamarnya, dan penganten wanita dari kamar tidurnya; sepakat para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah,"  (ayat 15-17).  Tujuan diadakannya puasa raya ini yaitu untuk merendahkan diri dihadapan Tuhan dan bertobat.  Mereka juga diperintahkan untuk  'mengoyakkan hati', artinya tiba kepada Tuhan dengan hati yang hancur dan patah, lantaran tertulis:  "Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah."  (Mazmur 51:19);  dan inilah komitmen Tuhan,  "...umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, kemudian berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka."  (2 Tawarikh 7:14).

     Sekarang ini peristiwa terjadi di mana-mana:  banjir bandang, gempa bumi, tindak kejahatan, konflik, perpecahan dan sebagainya  -yang tidak kalah mahir dari peristiwa belalang-  sedang terjadi.

Tuhan akan menyatakan kuasa-Nya untuk memulihkan keadaan yang ada apabila kita hidup dalam pertobatan, baik itu secara langsung maupun bangsa.