Berdukacita Melihat Dosa
Disadur dari , edisi 27 Januari 2016
Baca: Lukas 6:20-26
"Celakalah kamu, yang kini ini tertawa, lantaran kau akan berdukacita dan menangis." Lukas 6:25b
Jika memperhatikan keadaan dunia ini semua orang dapat pribadi menyimpulkan bahwa keadaannya semakin hari tidak bertambah baik. Injil sudah mencatat bahwa di masa-masa akhir "Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar wacana perang. Namun berawas-awaslah jangan kau gelisah; lantaran semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangun melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di banyak sekali tempat." (Matius 24:6-7). Dari tahun ke tahun dan dari generasi ke generasi tingkat kejahatan bukan semakin menurun, tetapi mengatakan grafik yang terus meningkat dan menjadi-jadi. Berita wacana tindak kejahatan: pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, penindasan dan sebagainya sudah menjadi hal yang biasa kita lihat dan dengar setiap hari.
Tanpa disadari hati nurani kita pun mulai beradaptasi dengan keadaan yang ada. Jika hal ini dibiarkan terjadi, suatu ketika nanti hati nurani kita akan menjadi tumpul dan tidak lagi punya kepekaan ketika menyaksikan kejahatan yang terjadi di sekitar kita. "Celakalah kamu, yang kini ini tertawa," (ayat nas). Orang yang masih mempunyai hati nurani niscaya akan berduka, menangis dan meratap ketika melihat dan mendengar kejahatan begitu merajalela di mana-mana. Bila hati nurani kita tersentuh dan timbul di hati rasa sedih yang mendalam, yang menciptakan kita menangis dan tergerak untuk mendoakan mereka, sehingga Tuhan akan menyebut kita berbahagia.
Yesus berduka melihat Yerusalem penuh kejahatan: orang-orang Yahudi menolak kehadiran-Nya dan para hamba-Nya. Yesus menangisi kota itu, Ia tahu penghukuman atas mereka sudah menanti. "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan kerikil orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama menyerupai induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kau tidak mau." (Lukas 13:34).
Melihat orang-orang di sekitar hidup dalam kejahatan, apakah kita bersikap masa kolot dan cuek, ataukah kita tergerak hati berdoa dan menolong mereka? "selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api." Yudas 23
Baca: Lukas 6:20-26
"Celakalah kamu, yang kini ini tertawa, lantaran kau akan berdukacita dan menangis." Lukas 6:25b
Jika memperhatikan keadaan dunia ini semua orang dapat pribadi menyimpulkan bahwa keadaannya semakin hari tidak bertambah baik. Injil sudah mencatat bahwa di masa-masa akhir "Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar wacana perang. Namun berawas-awaslah jangan kau gelisah; lantaran semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangun melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di banyak sekali tempat." (Matius 24:6-7). Dari tahun ke tahun dan dari generasi ke generasi tingkat kejahatan bukan semakin menurun, tetapi mengatakan grafik yang terus meningkat dan menjadi-jadi. Berita wacana tindak kejahatan: pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, penindasan dan sebagainya sudah menjadi hal yang biasa kita lihat dan dengar setiap hari.
Tanpa disadari hati nurani kita pun mulai beradaptasi dengan keadaan yang ada. Jika hal ini dibiarkan terjadi, suatu ketika nanti hati nurani kita akan menjadi tumpul dan tidak lagi punya kepekaan ketika menyaksikan kejahatan yang terjadi di sekitar kita. "Celakalah kamu, yang kini ini tertawa," (ayat nas). Orang yang masih mempunyai hati nurani niscaya akan berduka, menangis dan meratap ketika melihat dan mendengar kejahatan begitu merajalela di mana-mana. Bila hati nurani kita tersentuh dan timbul di hati rasa sedih yang mendalam, yang menciptakan kita menangis dan tergerak untuk mendoakan mereka, sehingga Tuhan akan menyebut kita berbahagia.
Yesus berduka melihat Yerusalem penuh kejahatan: orang-orang Yahudi menolak kehadiran-Nya dan para hamba-Nya. Yesus menangisi kota itu, Ia tahu penghukuman atas mereka sudah menanti. "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan kerikil orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama menyerupai induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kau tidak mau." (Lukas 13:34).
Melihat orang-orang di sekitar hidup dalam kejahatan, apakah kita bersikap masa kolot dan cuek, ataukah kita tergerak hati berdoa dan menolong mereka? "selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api." Yudas 23