Kunci Kebahagiaan Keluarga
Disadur dari , edisi 17 Februari 2016
Baca: Mazmur 128:1-6
"Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup berdasarkan jalan yang ditunjukkan-Nya!" Mazmur 128:1
Setiap orang yang sudah berumah tangga niscaya mempunyai impian rumah tangga yang dibangunnya kokoh, langgeng, berbahagia. Untuk mewujudkan itu hal utama yang harus diperhatikan ialah kekuatan fondasinya, alasannya ialah fondasi memilih kekokohan suatu bangunan menghadapi goncangan dan badai.
Fondasi yang berpengaruh bagi kehidupan rumah tangga atau keluarga ialah takut akan Tuhan (ayat nas). Takut akan Tuhan berarti "...hidup berdasarkan jalan yang ditunjukkan-Nya." Jika kita sudah membangun fondasi keluarga dengan hati takut akan Tuhan, maka berkat akan dicurahkan dalam kehidupan keluarga kita. "...engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan oke keadaanmu!" (ayat 2). Kalimat 'hasil jerih payah tanganmu' berbicara perihal pekerjaan, usaha, bisnis atau apa saja yang kita kerjakan, termasuk pelayanan, yang akan dijadikan Tuhan berhasil dan beruntung. Takut akan Tuhan berbicara ketaatan, dimana setiap ketaatan selalu mendatangkan upah atau berkat dari Tuhan. Berkat tersebut akan dinikmati oleh seluruh anggota keluarga, bahkan hingga keturunan selanjutnya.
Adalah sia-sia jikalau kita membangun rumah tangga jikalau tidak melibatkan Tuhan dan mempunyai hati yang takut akan Dia. "Sia-sialah kau berdiri pagi-pagi dan duduk-duduk hingga jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur." (Mazmur 127:2). Keadaan ini sama menyerupai yang disampaikan nabi Hagai, "Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan saat kau membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh lantaran apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh lantaran rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri." (Hagai 1:9). Jangan lantaran terlalu sibuk mengejar bahan duniawi kemudian mengenyampingkan perkara-perkara rohani, lupa membangun mezbah doa, lupa mengembalikan persepuluhan, yang jadinya justru menghalangi berkat kita sendiri.
Kunci kebahagiaan keluarga tidak diperoleh dari apa yang ada di dunia ini, namun hanya diperoleh saat kita mempunyai hati yang takut akan Tuhan.
Baca: Mazmur 128:1-6
"Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup berdasarkan jalan yang ditunjukkan-Nya!" Mazmur 128:1
Setiap orang yang sudah berumah tangga niscaya mempunyai impian rumah tangga yang dibangunnya kokoh, langgeng, berbahagia. Untuk mewujudkan itu hal utama yang harus diperhatikan ialah kekuatan fondasinya, alasannya ialah fondasi memilih kekokohan suatu bangunan menghadapi goncangan dan badai.
Fondasi yang berpengaruh bagi kehidupan rumah tangga atau keluarga ialah takut akan Tuhan (ayat nas). Takut akan Tuhan berarti "...hidup berdasarkan jalan yang ditunjukkan-Nya." Jika kita sudah membangun fondasi keluarga dengan hati takut akan Tuhan, maka berkat akan dicurahkan dalam kehidupan keluarga kita. "...engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan oke keadaanmu!" (ayat 2). Kalimat 'hasil jerih payah tanganmu' berbicara perihal pekerjaan, usaha, bisnis atau apa saja yang kita kerjakan, termasuk pelayanan, yang akan dijadikan Tuhan berhasil dan beruntung. Takut akan Tuhan berbicara ketaatan, dimana setiap ketaatan selalu mendatangkan upah atau berkat dari Tuhan. Berkat tersebut akan dinikmati oleh seluruh anggota keluarga, bahkan hingga keturunan selanjutnya.
Adalah sia-sia jikalau kita membangun rumah tangga jikalau tidak melibatkan Tuhan dan mempunyai hati yang takut akan Dia. "Sia-sialah kau berdiri pagi-pagi dan duduk-duduk hingga jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur." (Mazmur 127:2). Keadaan ini sama menyerupai yang disampaikan nabi Hagai, "Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan saat kau membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh lantaran apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh lantaran rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri." (Hagai 1:9). Jangan lantaran terlalu sibuk mengejar bahan duniawi kemudian mengenyampingkan perkara-perkara rohani, lupa membangun mezbah doa, lupa mengembalikan persepuluhan, yang jadinya justru menghalangi berkat kita sendiri.
Kunci kebahagiaan keluarga tidak diperoleh dari apa yang ada di dunia ini, namun hanya diperoleh saat kita mempunyai hati yang takut akan Tuhan.