Tenang Menghadapi Segala Hal

Disadur dari , edisi 25 Februari 2016 

Baca:  1 Petrus 4:7-11

"Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, biar kau sanggup berdoa."  1 Petrus 4:7

Hari-hari ini banyak orang gampang sekali terpancing emosi dalam bertindak alias tidak tenang.  Karena tidak hening kita pun sering keliru dalam menciptakan keputusan, sehingga ini berimbas kepada tindakan yang ceroboh.

     Rasul Petrus menasihati orang percaya untuk sanggup menguasai diri dan tetap hening di segala situasi biar sanggup berdoa.  Ketika kita dalam posisi tidak tenang, panik, gelisah, emosi, jengkel, marah, resah atau gundah gulana tentunya akan sulit untuk berdoa.  Ada banyak hal di dunia ini yang menciptakan orang tidak sanggup hening dalam menjalani hidup:  masalah, tekanan, tuntutan pekerjaan, imbas lingkungan dan masih banyak lagi.  Sampai kapan pun dunia tidak akan pernah menunjukkan rasa hening bagi kita.  Karena itu rasa hening dalam diri orang percaya seharusnya tidak ditentukan oleh situasi atau keadaan yang terjadi di sekitarnya, lantaran rasa hening itu bersama-sama merupakan sebuah keputusan atau ketetapan hati.  Sedahsyat apa pun angin kencang gelombang menerpa kita sanggup menciptakan keputusan untuk tetap tenang.  Mengapa kita harus selalu tenang?  "Dengan bertobat dan tinggal membisu kau akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."  (Yesaya 30:15).  Milikilah reaksi dan perilaku kasatmata untuk setiap situasi atau persoalan yang terjadi.  Bila perilaku kita kasatmata maka hati dan pikiran kita dipenuhi oleh  "...semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji..."  (Filipi 4:8).

     Selalu berpikiran kasatmata itulah yang menciptakan kita tetap tenang, lantaran kita tahu benar bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan, dan bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami yakni pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan kita, lantaran di dalam Tuhan selalu ada jalan keluarnya.  Kegagalan seringkali kita alami bukan lantaran kita terlalu lemah atau persoalan yang terlalu besar, tetapi lantaran kita sendiri tidak hening menghadapinya.

Dalam situasi apa pun,  "Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut..."  Yesaya 7:4