Pertandingan Iktikad (4)
Disadur dari , edisi 24 Januari 2016
Baca: 2 Timotius 2:1-13
"Seorang olahragawan hanya sanggup memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding berdasarkan peraturan-peraturan olahraga." 2 Timotius 2:5
Rasul Paulus yakni pola orang yang mempunyai tujuan dan tekad yang berpengaruh dalam pertandingan iman. Masalah, penderitaan, kesukaran, tekanan, aniaya tak membuatnya lemah, kendor, apalagi hingga mundur dalam mengerjakan panggilan Tuhan. Justru ia semakin ulet dan rohnya menyala-nyala dalam pelayanan. "Apakah mereka pelayan Kristus? -aku berkata menyerupai orang gila- saya lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam ancaman maut. Lima kali saya disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali saya didera, satu kali saya dilempari dengan batu, tiga kali mengalami tenggelam kapal, sehari semalam saya terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku saya sering diancam ancaman banjir dan ancaman penyamun, ancaman dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; ancaman di kota, ancaman di padang gurun, ancaman di tengah laut, dan ancaman dari pihak saudara-saudara palsu." (2 Korintus 11:23-26).
Dalam pertandingan dogma seorang akseptor pertandingan harus mengikuti aturan. Ini berbicara ihwal ketaatan. Ketaatan berarti mau membayar harga. Bagimana mungkin seorang olahragawan meraih prestasi yang maksimal jikalau tidak mau taat terhadap kode pelatih, tidak menaati hukum yang berlaku? Contoh: berlatih keras dan disiplin, menjaga pola makan, dihentikan keluyuran malam dan tidur teratur. Makara kita dituntut mempunyai gaya hidup yang berbeda, tahu apa yang harus dilakukan dan mana yang dihentikan dilakukan.
Dalam pertandingan dogma kita tidak sanggup hidup semau gue, melainkan harus patuh kepada hukum yang berlaku yaitu firman Tuhan. Ada kedisiplinan rohani yang harus dibangun setiap hari melalui komplotan yang karib dengan Tuhan dan ketaatan kita melaksanakan firman-Nya: "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan jelas bagi jalanku." (Mazmur 119:105). Firman Tuhan menuntun langkah hidup kita sehingga kita tidak akan salah jalan atau tersesat, hingga kita mencapai garis akhir.
"Hendaklah engkau setia hingga mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." Wahyu 2:10b
Baca: 2 Timotius 2:1-13
"Seorang olahragawan hanya sanggup memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding berdasarkan peraturan-peraturan olahraga." 2 Timotius 2:5
Rasul Paulus yakni pola orang yang mempunyai tujuan dan tekad yang berpengaruh dalam pertandingan iman. Masalah, penderitaan, kesukaran, tekanan, aniaya tak membuatnya lemah, kendor, apalagi hingga mundur dalam mengerjakan panggilan Tuhan. Justru ia semakin ulet dan rohnya menyala-nyala dalam pelayanan. "Apakah mereka pelayan Kristus? -aku berkata menyerupai orang gila- saya lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam ancaman maut. Lima kali saya disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali saya didera, satu kali saya dilempari dengan batu, tiga kali mengalami tenggelam kapal, sehari semalam saya terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku saya sering diancam ancaman banjir dan ancaman penyamun, ancaman dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; ancaman di kota, ancaman di padang gurun, ancaman di tengah laut, dan ancaman dari pihak saudara-saudara palsu." (2 Korintus 11:23-26).
Dalam pertandingan dogma seorang akseptor pertandingan harus mengikuti aturan. Ini berbicara ihwal ketaatan. Ketaatan berarti mau membayar harga. Bagimana mungkin seorang olahragawan meraih prestasi yang maksimal jikalau tidak mau taat terhadap kode pelatih, tidak menaati hukum yang berlaku? Contoh: berlatih keras dan disiplin, menjaga pola makan, dihentikan keluyuran malam dan tidur teratur. Makara kita dituntut mempunyai gaya hidup yang berbeda, tahu apa yang harus dilakukan dan mana yang dihentikan dilakukan.
Dalam pertandingan dogma kita tidak sanggup hidup semau gue, melainkan harus patuh kepada hukum yang berlaku yaitu firman Tuhan. Ada kedisiplinan rohani yang harus dibangun setiap hari melalui komplotan yang karib dengan Tuhan dan ketaatan kita melaksanakan firman-Nya: "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan jelas bagi jalanku." (Mazmur 119:105). Firman Tuhan menuntun langkah hidup kita sehingga kita tidak akan salah jalan atau tersesat, hingga kita mencapai garis akhir.
"Hendaklah engkau setia hingga mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." Wahyu 2:10b