Tuhan Yesus Naik Ke Sorga: Jaminan Bagi Orang Percaya (1)
Disadur dari , edisi 5 Mei 2016
Baca: Lukas 24:50-53
"Dan saat Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga." Lukas 24:51
Kita patut bersyukur kepada Tuhan lantaran kita hidup di Indonesia, negara yang berazaskan Pancasila ini, yang telah menetapkan hari kenaikan Yesus Kristus ke sorga sebagai hari libur nasional. Ini menunjukkan bahwa bangsa kita mengakui secara nasional kejadian kenaikan Yesus ke sorga. Pernahkah Saudara menemukan balasan mengapa kita merayakan kejadian kenaikan Tuhan Yesus ke sorga? Ada banyak orang Katolik yang merayakan hari kenaikan Yesus ini tanpa pengertian yang benar. Jika kita tidak mengerti sia-sialah ibadah perayaan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga yang kita lakukan.
Peristiwa kenaikan Yesus Kristus ke sorga mempunyai arti penting dalam iktikad kristiani, yaitu bukti bahwa Tuhan yang kita sembah di dalam nama Yesus Kristus ialah Tuhan yang hidup dan berkuasa, yang bukan hanya mencintai kita dengan rela mati di kayu salib, kemudian bangun dari janjkematian di hari yang ke-3, tetapi Dia juga naik ke sorga. Tuhan Yesus naik ke sorga lantaran memang Dia berasal dari sorga, "Aku dari atas;...Aku bukan dari dunia ini." (Yohanes 8:23). Selain itu Tuhan Yesus naik ke sorga untuk menyediakan daerah bagi umat-Nya menyerupai yang dikatakan-Nya, "Di rumah Bapa-Ku banyak daerah tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan daerah bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan daerah bagimu, Aku akan tiba kembali dan membawa kau ke tempat-Ku, semoga di daerah di mana Aku berada, kamupun berada." (Yohanes 14:2-3). Rumah atau papan (bahasa Jawa) ialah kebutuhan primer insan selain pangan (makanan - bahasa Jawa) dan sandang (pakaian - bahasa Jawa).
Bukan saja di dunia yang sementara ini kita membutuhkan daerah tinggal, namun sehabis roh meninggalkan badan ini ia pun sangat membutuhkan daerah untuk tinggal. Tempat tinggal untuk roh tidak sanggup dibangun oleh tangan manusia, hanya tangan Tuhan yang sanggup membangunnya. Sekaya apa pun orang tidak akan sanggup memperoleh rumah abadi ini selain disediakan oleh-Nya bagi orang percaya yang hidup berkenan kepada-Nya, lantaran hanya Tuhanlah yang memilikinya. (Bersambung)
Baca: Lukas 24:50-53
"Dan saat Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga." Lukas 24:51
Kita patut bersyukur kepada Tuhan lantaran kita hidup di Indonesia, negara yang berazaskan Pancasila ini, yang telah menetapkan hari kenaikan Yesus Kristus ke sorga sebagai hari libur nasional. Ini menunjukkan bahwa bangsa kita mengakui secara nasional kejadian kenaikan Yesus ke sorga. Pernahkah Saudara menemukan balasan mengapa kita merayakan kejadian kenaikan Tuhan Yesus ke sorga? Ada banyak orang Katolik yang merayakan hari kenaikan Yesus ini tanpa pengertian yang benar. Jika kita tidak mengerti sia-sialah ibadah perayaan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga yang kita lakukan.
Peristiwa kenaikan Yesus Kristus ke sorga mempunyai arti penting dalam iktikad kristiani, yaitu bukti bahwa Tuhan yang kita sembah di dalam nama Yesus Kristus ialah Tuhan yang hidup dan berkuasa, yang bukan hanya mencintai kita dengan rela mati di kayu salib, kemudian bangun dari janjkematian di hari yang ke-3, tetapi Dia juga naik ke sorga. Tuhan Yesus naik ke sorga lantaran memang Dia berasal dari sorga, "Aku dari atas;...Aku bukan dari dunia ini." (Yohanes 8:23). Selain itu Tuhan Yesus naik ke sorga untuk menyediakan daerah bagi umat-Nya menyerupai yang dikatakan-Nya, "Di rumah Bapa-Ku banyak daerah tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan daerah bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan daerah bagimu, Aku akan tiba kembali dan membawa kau ke tempat-Ku, semoga di daerah di mana Aku berada, kamupun berada." (Yohanes 14:2-3). Rumah atau papan (bahasa Jawa) ialah kebutuhan primer insan selain pangan (makanan - bahasa Jawa) dan sandang (pakaian - bahasa Jawa).
Bukan saja di dunia yang sementara ini kita membutuhkan daerah tinggal, namun sehabis roh meninggalkan badan ini ia pun sangat membutuhkan daerah untuk tinggal. Tempat tinggal untuk roh tidak sanggup dibangun oleh tangan manusia, hanya tangan Tuhan yang sanggup membangunnya. Sekaya apa pun orang tidak akan sanggup memperoleh rumah abadi ini selain disediakan oleh-Nya bagi orang percaya yang hidup berkenan kepada-Nya, lantaran hanya Tuhanlah yang memilikinya. (Bersambung)