Yohanes Pembaptis: Hamba Yang Kuasa Sederhana (2)

Disadur dari , edisi 14 Februari 2016 

Baca:  Yohanes 3:22-36

"Aku bukan Mesias, tetapi saya diutus untuk mendahului-Nya."  Yohanes 3:28

Jika ditinjau dari latar belakang hidupnya, secara insan Yohanes Pembaptis punya alasan berpengaruh untuk membanggakan diri.  Mengapa?  Karena kelahirannya dipenuhi dengan mujizat dan perkara-perkara yang sulit dipahami akal.  Ayahnya berjulukan Zakharia dan ibunya berjulukan Elisabet.  Keduanya sudah berusia sangat lanjut kala itu, bahkan Injil menyatakan bahwa  "...Elisabet mandul..."  (Lukas 1:7).  Tetapi Tuhan mampu mengubah yang tak mungkin menjadi mungkin, tidak ada masalah yang tidak mungkin bagi Tuhan!  Yohanes justru lahir dari seorang perempuan yang mandul.  Bahkan kelahirannya diberitahukan secara eksklusif oleh malaikat Gabriel kepada Zakharia dan dia pun dinubuatkan akan menjadi orang yang besar,  "...ia akan menciptakan banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka,"  (Lukas 1:16).  Bukan hanya itu, semenjak dari dalam kandungan Yohanes sudah dipenuhi dengan Roh Kudus.  Luar biasa!

     Nama Yohanes mempunyai arti:  karunia, anugerah, atau kasih karunia Tuhan.  Meski telah dinubuatkan bahwa kelak akan menjadi orang yang besar, Yohanes tetap hidup dalam kesederhanaan.  Tertulis:  "Yohanes menggunakan jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan."  (Matius 3:4).  Di sepanjang hidupnya dia rela membayar harga dengan tidak minum anggur dan minuman keras serta mengalami proses pembentukan Tuhan di padang gurun.  Ini mengatakan bahwa Yohanes setia mengerjakan panggilan hidupnya dengan hidup berdasarkan pimpinan Roh, tidak lagi menuruti harapan daging, sehingga ia  "...bertambah besar dan makin berpengaruh rohnya."  (Lukas 1:80a).  Inilah yang patut diteladani oleh hamba-hamba Tuhan dan semua orang percaya yang hidup di zaman kini ini.  Jangan hanya fokus kepada penampilan luar!  Yang terutama yaitu apakah seorang hamba Tuhan itu berintegritas, tidak berkompromi dengan dosa dan terus menyuarakan kebenaran, apa pun situasinya.

     Meski mempunyai banyak pengikut tidak menciptakan Yohanes membanggakan diri, sombong, atau merasa punya jasa besar bagi pekerjaan Tuhan.  Ia tetaplah seorang hamba yang sederhana dan rendah hati.  Yang layak mendapatkan pujian, hormat dan kemuliaan hanyalah Tuhan Yesus saja, bukan dirinya.

"Ia harus makin besar, tetapi saya harus makin kecil."  Yohanes 3:30