Sukacita Yang Kuasa Yaitu Kekuatan Kita

Disadur dari , edisi 30 April 2016 

Baca:  Filipi 4:1-9

"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!"  Filipi 4:4

Banyak orang beropini bahwa sumber sukacita dalam diri seseorang berasal dari materi dan situasi yang mendukung.  Tetapi jikalau kita mendasari sukacita pada kondisi dan situasi maka sukacita yang kita rasakan tidak akan bertahan lama, alias hanya sementara.

     Berbeda sekali jikalau kita menyebabkan Tuhan sebagai sumber sukacita, di mana sukacita yang kita rasakan akan bersifat permanen lantaran sukacita dari Tuhan ialah sukacita di segala situasi, tidak dipengaruhi keadaan, tapi dikerjakan oleh Roh Kudus yang bekerja di dalam kita.  Sukacita inilah yang dirasakan nabi Habakuk:  "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan materi makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun saya akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku."  (Habakuk 3:17-18).  Bila melihat fakta atau situasi yang terjadi habakuk punya alasan bersedih, meratap dan putus asa, tapi dia tetap bisa bersukacita  "...sebab sukacita lantaran TUHAN itulah perlindunganmu!"  (Nehemia 8:11b).

     Kehendak Tuhan bagi orang percaya ialah bersukacita senantiasa.  Bukan saja dalam waktu lezat dan bahagia saja, tetapi juga dalam waktu yang sulit dan susah sekalipun.  Berada dalam penjara dengan kaki terpasung bukan alasan bagi Paulus dan Silas untuk tidak bersukacita, bahkan di tengah malam keduanya menyanyikan kebanggaan bagi Tuhan  (baca  Kisah 16:25).  Bagi orang percaya tidaklah sulit bersukacita di tengah dilema dan penderitaan lantaran Roh Kudus ada di dalam diri kita.  Sukacita dari Tuhan itulah kekuatan kita.  Jika Saudara mengalami dilema berat jangan tawar hati.  "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu."  (Amsal 24:10).  Bagaimana biar sanggup bersukacita di segala situasi?  Milikilah komplotan karib dengan Tuhan senantiasa,  "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal kuliner dan minuman, tetapi soal kebenaran, tenang sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus."  (Roma 14:17).

Ketika kita bisa bersukacita di segala situasi, kita akan menjadi kesaksian yang baik bagi orang lain.