Mujizat Bagi Keluarga: Memahami Waktu Tuhan
Disadur dari , edisi 20 Februari 2016
Baca: Yohanes 2:1-11
"Kata Yesus kepadanya: 'Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.'" Yohanes 2:4
Mujizat niscaya terjadi apabila Tuhan senantiasa hadir di tengah-tengah keluarga kita. Secara garis besar mujizat Tuhan bagi umat-Nya meliputi: mujizat Ilahi: mujizat supranatural yang dilakukan Tuhan dalam hidup orang percaya, contoh: kusta menjadi tahir, perempuan pendarahan 12 tahun sembuh, buta semenjak lahir dicelikkan; mujizat pelipatgandaan: kesanggupan Tuhan memberkati dari yang sedikit menjadi berkelimpahan menyerupai yang dialami oleh janda Sarat, lima roti dan dua ikan mengenyangkan lima ribu orang bahkan bersisa 12 bakul; mujizat pelepasan: kesanggupan Tuhan melepaskan kita dari setiap dilema dan kesesakan. Di dalam Tuhan tidak ada dilema yang tidak ada jalan keluarnya, sebab "Allah itu bagi kita kawasan tunjangan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:2); mujizat penyertaan: Tuhan yaitu Imanuel, apa pun yang terjadi Dia tidak pernah meninggalkan dan membiarkan kita, Ia akan menyertai kita hingga simpulan zaman. "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau. Sebab itu dengan yakin kita sanggup berkata: 'Tuhan yaitu Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang sanggup dilakukan insan terhadap aku?'" (Ibrani 13:5b-6).
Ada pertanyaan: mengapa mujizat Tuhan seakan-akan menjauh? Mengapa ekonomi kita belum dipulihkan? Mengapa sakit belum sembuh? Seringkali yang menghalangi kita untuk mengalami penggenapan kesepakatan Tuhan yaitu ketidaksabaran kita menantikan waktu Tuhan. Kalimat 'saat-Ku belum tiba' yaitu penegasan bahwa waktu Tuhan bukanlah waktu kita. Betapa sering kita memaksa Tuhan mengikuti waktu kita; dan ketika pertolongan Tuhan menyerupai terlambat kita pun berusaha mengatasi perkara dengan kekuatan sendiri atau mencari pertolongan instan kepada manusia.
Milikilah hati yang berserah kepada Tuhan, lantaran kehendak dan waktu Tuhan yaitu yang terbaik. "Ia menciptakan segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkhotbah 3:11). Terkadang kehendak Tuhan itu sulit dimengerti, namun tetaplah taat melaksanakan kehendak-Nya, alasannya yaitu ada upah untuk setiap ketaatan kita.
Ketika kita taat dan sabar menantikan waktu Tuhan, di situlah mujizat dinyatakan!
Baca: Yohanes 2:1-11
"Kata Yesus kepadanya: 'Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.'" Yohanes 2:4
Mujizat niscaya terjadi apabila Tuhan senantiasa hadir di tengah-tengah keluarga kita. Secara garis besar mujizat Tuhan bagi umat-Nya meliputi: mujizat Ilahi: mujizat supranatural yang dilakukan Tuhan dalam hidup orang percaya, contoh: kusta menjadi tahir, perempuan pendarahan 12 tahun sembuh, buta semenjak lahir dicelikkan; mujizat pelipatgandaan: kesanggupan Tuhan memberkati dari yang sedikit menjadi berkelimpahan menyerupai yang dialami oleh janda Sarat, lima roti dan dua ikan mengenyangkan lima ribu orang bahkan bersisa 12 bakul; mujizat pelepasan: kesanggupan Tuhan melepaskan kita dari setiap dilema dan kesesakan. Di dalam Tuhan tidak ada dilema yang tidak ada jalan keluarnya, sebab "Allah itu bagi kita kawasan tunjangan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:2); mujizat penyertaan: Tuhan yaitu Imanuel, apa pun yang terjadi Dia tidak pernah meninggalkan dan membiarkan kita, Ia akan menyertai kita hingga simpulan zaman. "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau. Sebab itu dengan yakin kita sanggup berkata: 'Tuhan yaitu Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang sanggup dilakukan insan terhadap aku?'" (Ibrani 13:5b-6).
Ada pertanyaan: mengapa mujizat Tuhan seakan-akan menjauh? Mengapa ekonomi kita belum dipulihkan? Mengapa sakit belum sembuh? Seringkali yang menghalangi kita untuk mengalami penggenapan kesepakatan Tuhan yaitu ketidaksabaran kita menantikan waktu Tuhan. Kalimat 'saat-Ku belum tiba' yaitu penegasan bahwa waktu Tuhan bukanlah waktu kita. Betapa sering kita memaksa Tuhan mengikuti waktu kita; dan ketika pertolongan Tuhan menyerupai terlambat kita pun berusaha mengatasi perkara dengan kekuatan sendiri atau mencari pertolongan instan kepada manusia.
Milikilah hati yang berserah kepada Tuhan, lantaran kehendak dan waktu Tuhan yaitu yang terbaik. "Ia menciptakan segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkhotbah 3:11). Terkadang kehendak Tuhan itu sulit dimengerti, namun tetaplah taat melaksanakan kehendak-Nya, alasannya yaitu ada upah untuk setiap ketaatan kita.
Ketika kita taat dan sabar menantikan waktu Tuhan, di situlah mujizat dinyatakan!