Generasi Yang Takut Akan Yang Kuasa (1)
Disadur dari , edisi 10 Mei 2016
Baca: Ulangan 6:1-25
"haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." Ulangan 6:7
Injil menyatakan bahwa kita ini diciptakan Tuhan dengan tujuan untuk kemuliaan nama-Nya: "semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!" (Yesaya 43:7).
Rasul Paulus menegaskan hal itu kepada jemaat di Efesus, "...kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melaksanakan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:10). Kehendak Tuhan untuk hidup bagi kemuliaan-Nya ini tidak hanya berlaku bagi satu generasi saja, tetapi dari generasi ke generasi; sedangkan tanggung jawab mempersiapkan generasi ada di bahu orangtua. Karena itulah Musa memperingatkan para orangtua untuk tidak lalai mendidik anak-anaknya, lantaran kalau lalai melaksanakan tanggung jawab ini akan berakibat sangat fatal bagi generasi mendatang.
Ada tertulis: "Mahkota orang-orang bau tanah yaitu anak cucu dan kehormatan bawah umur ialah nenek moyang mereka." (Amsal 17:6). Tuhan mengaruniakan bawah umur ke dalam sebuah keluarga untuk diperhatikan, dirawat, dibesarkan dan dididik. Orangtua bertanggung jawab penuh terhadap anak-anaknya secara jasmani dan rohani. Ada banyak orangtua yang hanya concern terhadap kebutuhan jasmani anak-anak, dan cenderung mengutamakan pengetahuan umum dan prestasi akademik saja, namun kurang memerhatikan kebutuhan rohaninya. Kebutuhan rohani yang dimaksudkan yaitu menanamkan prinsip-prinsip Alkitabiah, mengajarkan firman Tuhan, serta memperlihatkan referensi hdiup bagaimana mempunyai hati yang takut akan Tuhan. Dalam hal ini orangtua harus bisa menjalankan kiprahnya sebagai pembimbing rohani bagi anak-anaknya.
Musa memperingatkan para orangtua biar bersungguh-sungguh memersiapkan generasi yang kudus, takut akan Tuhan, dan generasi yang mempunyai hati untuk melayani Tuhan, dengan cara mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anaknya; bukan hanya sekali atau dua kali, tetapi berulang-ulang, kapan pun dan di mana pun berada. Artinya di setiap kesempatan, bersifat terus-menerus, dan konsisten. (Bersambung)
Baca: Ulangan 6:1-25
"haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." Ulangan 6:7
Injil menyatakan bahwa kita ini diciptakan Tuhan dengan tujuan untuk kemuliaan nama-Nya: "semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!" (Yesaya 43:7).
Rasul Paulus menegaskan hal itu kepada jemaat di Efesus, "...kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melaksanakan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:10). Kehendak Tuhan untuk hidup bagi kemuliaan-Nya ini tidak hanya berlaku bagi satu generasi saja, tetapi dari generasi ke generasi; sedangkan tanggung jawab mempersiapkan generasi ada di bahu orangtua. Karena itulah Musa memperingatkan para orangtua untuk tidak lalai mendidik anak-anaknya, lantaran kalau lalai melaksanakan tanggung jawab ini akan berakibat sangat fatal bagi generasi mendatang.
Ada tertulis: "Mahkota orang-orang bau tanah yaitu anak cucu dan kehormatan bawah umur ialah nenek moyang mereka." (Amsal 17:6). Tuhan mengaruniakan bawah umur ke dalam sebuah keluarga untuk diperhatikan, dirawat, dibesarkan dan dididik. Orangtua bertanggung jawab penuh terhadap anak-anaknya secara jasmani dan rohani. Ada banyak orangtua yang hanya concern terhadap kebutuhan jasmani anak-anak, dan cenderung mengutamakan pengetahuan umum dan prestasi akademik saja, namun kurang memerhatikan kebutuhan rohaninya. Kebutuhan rohani yang dimaksudkan yaitu menanamkan prinsip-prinsip Alkitabiah, mengajarkan firman Tuhan, serta memperlihatkan referensi hdiup bagaimana mempunyai hati yang takut akan Tuhan. Dalam hal ini orangtua harus bisa menjalankan kiprahnya sebagai pembimbing rohani bagi anak-anaknya.
Musa memperingatkan para orangtua biar bersungguh-sungguh memersiapkan generasi yang kudus, takut akan Tuhan, dan generasi yang mempunyai hati untuk melayani Tuhan, dengan cara mengajarkan firman Tuhan kepada anak-anaknya; bukan hanya sekali atau dua kali, tetapi berulang-ulang, kapan pun dan di mana pun berada. Artinya di setiap kesempatan, bersifat terus-menerus, dan konsisten. (Bersambung)