Enggan Meninggalkan 'Mesir' (2)

Disadur dari , edisi 6 Februari 2016 

Baca:  Keluaran 6:1-12

"Pergilah menghadap, katakanlah kepada Firaun, raja Mesir, bahwa dia harus membiarkan orang Israel pergi dari negerinya."  Keluaran 6:10

Selama kita masih berada di  'Mesir'  hingga kapan pun kita tidak akan pernah menikmati  'Tanah Perjanjian'.  Untuk menuju  'Tanah Perjanjian'  kita harus punya tekad yang berpengaruh untuk meninggalkan  'Mesir'  atau meninggalkan kehidupan lama, menanggalkan insan usang dan hidup sebagai insan baru.  "Karena kita tahu, bahwa insan usang kita telah turut disalibkan, supaya badan dosa kita hilang kuasanya, semoga jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa."  (Roma 6:6-7).  Untuk mengalami penggenapan akad Tuhan Abraham harus rela meninggalkan Ur-Kasdin, meninggalkan negerinya, sanak saudaranya dan juga bapanya.  Banyak orang Katolik yang hanya mau mendapat berkat atau menikmati akad Tuhan tetapi tidak mau membayar harga, tidak mau meninggalkan kehidupan lamanya.

     Inilah trik Firaun,  "Baik, saya akan membiarkan kau pergi untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di padang gurun; hanya janganlah kau pergi terlalu jauh."  (Keluaran 8:28).  Jika Iblis tidak sanggup menahan kita, sehingga kita berhasil meninggalkan kehidupan yang lama, maka dia akan berkata,  "Kamu boleh pergi, asal jangan terlalu jauh."  Berbagai upaya dilakukan Iblis untuk menghalangi kita supaya tidak lagi bertekun di dalam Tuhan, tidak lagi punya roh yang menyala-nyala untuk melayani Tuhan.  Iblis berusaha menahan kita untuk tetap menjadi orang Katolik yang pasif, yang puas menjadi  'penonton'  saja, padahal Tuhan menghendaki kita makin hari makin remaja rohani, semakin hari semakin serupa dengan Dia.

     Ketika sepanjang malam Simon tidak sanggup menangkap ikan Tuhan Yesus berkata kepadanya:  "Bertolaklah ke daerah yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."  (Lukas 5:4).  Perhatikan!  Ikan selalu berada di daerah yang dalam, bukan yang dangkal.  Kalau kita mau bertumbuh di dalam Tuhan, mengalami dan menikmati akad Tuhan, tidak ada jalan lain selain kita harus maksimal dan penuh totalitas bagi Tuhan, tidak setengah-setengah, suam-suam kuku.  Kita harus hidup dalam pertobatan sejati!

"Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, dia yaitu ciptaan baru: yang usang sudah berlalu, bersama-sama yang gres sudah datang."  2 Korintus 5:17