Bagai Pohon Ara Yang Tidak Berbuah (1)
Disadur dari , edisi 5 Januari 2017
Baca: Lukas 13:6-9
"Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia tiba untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya." Lukas 13:6
Daerah Palestina dikenal sebagai wilayah pegunungan yang subur. Itulah sebabnya di sana banyak dijumpai aneka macam flora buah-buahan, menyerupai pohon zaitun, pohon delima, pohon anggur, termasuk pohon ara juga bertumbuh dengan subur di sana. Pohon zaitun, pohon anggur dan pohon ara ialah tiga jenis pohon yang sering disebut di Alkitab.
Pohon ara ialah flora orisinil Asia barat daya, Israel, Siria dan Mesir. Pohon ini populer mempunyai umur yang sangat panjang lantaran kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan aneka macam jenis tanah, bahkan pohon ini sanggup tumbuh dengan baik di tanah yang berbatu-batu sekalipun. Tinggi pohon ara sanggup mencapai kira-kira 9 m dengan diameter batang kira-kira 0,6 m, dan mempunyai cabang-cabang yang melebar; dan lantaran mempunyai daun yang lebarnya bisa mencapai 20 cm atau lebih, pohon ini bisa digunakan untuk berteduh atau bernaung. Adapun manfaat buah ara ialah sebagai sumber masakan pokok pada zaman Bibel dan pada zaman kini di beberapa negeri Timur Tengah; bisa juga dijadikan masakan ringan elok ara kering yang mudah bisa dibawa ke mana-mana sebagai bekal. Kue ara juga bisa digunakan untuk pengobatan (baca 2 Raja-Raja 20:7).
Pohon ara yang dimaksudkan dalam perikop ini berbeda dengan pohon ara yang Tuhan Yesus jumpai di tepi jalan dikala Ia bersama dengan murid-murid-Nya melaksanakan perjalanan dari Betania ke Yerusalem, yang lantaran tidak menghasilkan buah dikutuk Tuhan: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu." (Matius 21:19). Sedangkan dalam perumpamaan ini yang dimaksudkan sebagai 'pohon ara' dalam teks ialah tin (Ficus carica), sejenis ara yang berasal dari wilayah Laut Tengah yang buahnya sanggup dimakan. Pohon ini dipilih secara khusus dan diperlakukan teramat istimewa oleh pemilik kebun: ditanam di kebun anggur, tanah sekeliling dicangkul dan dibuang batu-batunya, serta diberinya pupuk yang cukup, dengan keinginan pohon itu tumbuh dengan baik dan berbuah lebat. Hasilnya? Pohon ara itu tetap saja tidak menghasilkan buah. Ini mengingatkan kita perihal nyanyian Yesaya perihal kebun anggur (baca Yesaya 5:1-7), yang meski sudah dirawat sedemikian rupa hanya menghasilkan buah anggur yang asam. Sungguh mengecewakan! (Bersambung)
Baca: Lukas 13:6-9
"Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia tiba untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya." Lukas 13:6
Daerah Palestina dikenal sebagai wilayah pegunungan yang subur. Itulah sebabnya di sana banyak dijumpai aneka macam flora buah-buahan, menyerupai pohon zaitun, pohon delima, pohon anggur, termasuk pohon ara juga bertumbuh dengan subur di sana. Pohon zaitun, pohon anggur dan pohon ara ialah tiga jenis pohon yang sering disebut di Alkitab.
Pohon ara ialah flora orisinil Asia barat daya, Israel, Siria dan Mesir. Pohon ini populer mempunyai umur yang sangat panjang lantaran kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan aneka macam jenis tanah, bahkan pohon ini sanggup tumbuh dengan baik di tanah yang berbatu-batu sekalipun. Tinggi pohon ara sanggup mencapai kira-kira 9 m dengan diameter batang kira-kira 0,6 m, dan mempunyai cabang-cabang yang melebar; dan lantaran mempunyai daun yang lebarnya bisa mencapai 20 cm atau lebih, pohon ini bisa digunakan untuk berteduh atau bernaung. Adapun manfaat buah ara ialah sebagai sumber masakan pokok pada zaman Bibel dan pada zaman kini di beberapa negeri Timur Tengah; bisa juga dijadikan masakan ringan elok ara kering yang mudah bisa dibawa ke mana-mana sebagai bekal. Kue ara juga bisa digunakan untuk pengobatan (baca 2 Raja-Raja 20:7).
Pohon ara yang dimaksudkan dalam perikop ini berbeda dengan pohon ara yang Tuhan Yesus jumpai di tepi jalan dikala Ia bersama dengan murid-murid-Nya melaksanakan perjalanan dari Betania ke Yerusalem, yang lantaran tidak menghasilkan buah dikutuk Tuhan: "Engkau tidak akan berbuah lagi selama-lamanya!" Dan seketika itu juga keringlah pohon ara itu." (Matius 21:19). Sedangkan dalam perumpamaan ini yang dimaksudkan sebagai 'pohon ara' dalam teks ialah tin (Ficus carica), sejenis ara yang berasal dari wilayah Laut Tengah yang buahnya sanggup dimakan. Pohon ini dipilih secara khusus dan diperlakukan teramat istimewa oleh pemilik kebun: ditanam di kebun anggur, tanah sekeliling dicangkul dan dibuang batu-batunya, serta diberinya pupuk yang cukup, dengan keinginan pohon itu tumbuh dengan baik dan berbuah lebat. Hasilnya? Pohon ara itu tetap saja tidak menghasilkan buah. Ini mengingatkan kita perihal nyanyian Yesaya perihal kebun anggur (baca Yesaya 5:1-7), yang meski sudah dirawat sedemikian rupa hanya menghasilkan buah anggur yang asam. Sungguh mengecewakan! (Bersambung)