Kehidupan Kristen Rohani/Dewasa

Disadur dari , edisi 11 Januari 2017

Baca1 Korintus 13:11-12

"Sekarang setelah saya menjadi dewasa, saya meninggalkan sifat kanak-kanak itu."  1 Korintus 13:11b

Kehidupan Katolik rohani atau remaja tidak terjadi secara otomatis, tetapi perlu proses dan waktu.  Sebagaimana badan jasmani insan memerlukan masakan yang bergizi setiap hari, begitu pula insan rohani kita juga memerlukan masakan rohani yang seimbang biar sanggup bertumbuh secara utuh dan sempurna,  "sampai kita semua telah mencapai kesatuan kepercayaan dan pengetahuan yang benar perihal Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,"  (Efesus 4:13).

     Makanan sehat untuk insan rohani adalah  'susu'"Dan jadilah sama ibarat bayi yang gres lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, biar olehnya kau bertumbuh dan beroleh keselamatan,"  (1 Petrus 2:2),  'roti'"Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari verbal Allah."  (Matius 4:4),  'makanan keras'"Tetapi masakan keras ialah untuk orang-orang dewasa,"  (Ibrani 5:14), dan  'madu'"Betapa manisnya janji-Mu itu bagi langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku."  (Mazmur 119:103).  Jangan berpikir bahwa rajin tiba ke gereja dan menunjukkan persembahan sudah cukup sebagai modal untuk bertumbuh, melainkan harus mau berproses yaitu  'tinggal'  di dalam firman Tuhan:  menyediakan waktu untuk mendengarkan, membaca, mempelajari/menyelidiki, merenungkan dan mempraktekkan firman Tuhan, sebab  "Segala goresan pena yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).

     Kuasa firmanlah yang akan mengubah seluruh perspektif hidup kita, dari hidup yang berpusat pada diri sendiri kepada hidup yang berpusat kepada Tuhan;  tidak lagi berorientasi kepada perkara duniawi melainkan kepada perkara yang bernilai kekal.  Inilah tanda kedewasaan rohani seseorang yaitu senantiasa haus dan lapar akan kebenaran firman Tuhan.  Dalam mengatasi duduk perkara hidup pun ia tidak lagi mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi senantiasa meminta hikmat dari Tuhan dan melibatkan Dia.

"...supaya kau bangun teguh, sebagai orang-orang yang remaja dan yang berkeyakinan penuh dengan segala hal yang dikehendaki Allah."  Kolose 4:12