Orang Fasik: Takkan Bertahan Lama
Disadur dari , edisi 17 Desember 2016
Baca: Mazmur 10:1-18
"Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: 'Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!', itulah seluruh pikirannya." Mazmur 10:4
Dalam kehidupan sehari-hari kita jarang sekali mendengar kata 'fasik' atau orang 'fasik'. Yang familiar di indera pendengaran kita yaitu istilah orang 'jahat'. Tetapi kata 'fasik' ini justru berbagai disebutkan di Alkitab, namun masih banyak orang Katolik yang kurang memahami arti dan maksudnya. Orang fasik yaitu orang-orang yang seringkali mengalami penghukuman dari Tuhan. Mengapa? Karena mereka sesungguhnya telah mengenal Tuhan, tahu firman-Nya tetapi tidak mau melaksanakan firman tersebut; bukti bahwa mereka meremehkan keberadaan Tuhan, tidak menganggap bahwa Tuhan itu ada.
Menurut pemazmur ada beberapa ciri dari orang fasik: 1. Suka sekali memuji-muji diri sendiri (ayat 3). Orang fasik yaitu orang yang merasa dirinya paling benar, paling baik dan paling suci. Intinya semua hal berpusat pada dirinya sendiri! Meski tahu ihwal Tuhan tetapi bahu-membahu yang menjadi 'tuhan' dalam hidupnya dan yang beliau sembah yaitu dirinya sendiri. Hal ini terang bertentangan dengan dogma Kristiani yang mengajarkan bahwa yang terutama dalam hidup ini yaitu kehendak Tuhan, bukan kehendak sendiri. 2. Tidak takut akan Tuhan (ayat nas). Inilah ciri utama orang yang berlaku fasik yaitu tidak takut akan Tuhan, padahal beliau tahu ihwal Tuhan, tahu ihwal kebenaran, namun sengaja tidak mau taat. Tuhan tidak pernah dianggap sehingga melaksanakan dosa yaitu hal yang biasa, alasannya yaitu mereka merasa dapat hidup tanpa Tuhan; dan mereka juga berpikiran bahwa tidak ada imbas apa-apa untuk setiap pelanggaran. "Aku takkan goyang. Aku tidak akan ditimpa malapetaka turun-temurun." (ayat 6). Benarkah demikian? "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Galatia 6:7).
Orang percaya diperingatkan untuk tidak iri hati terhadap orang fasik, yang tampaknya tampak mulus-mulus saja perjalanan hidupnya, padahal sesungguhnya tidak demikian... alasannya yaitu kebahagiaan orang fasik itu semu! Pada saatnya Tuhan akan bertindak untuk melaksanakan pembalasan! "...orang-orang fasik akan binasa;" (Mazmur 37:20).
"Karena sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik; kalau engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi." Mazmur 37:10
Baca: Mazmur 10:1-18
"Kata orang fasik itu dengan batang hidungnya ke atas: 'Allah tidak akan menuntut! Tidak ada Allah!', itulah seluruh pikirannya." Mazmur 10:4
Dalam kehidupan sehari-hari kita jarang sekali mendengar kata 'fasik' atau orang 'fasik'. Yang familiar di indera pendengaran kita yaitu istilah orang 'jahat'. Tetapi kata 'fasik' ini justru berbagai disebutkan di Alkitab, namun masih banyak orang Katolik yang kurang memahami arti dan maksudnya. Orang fasik yaitu orang-orang yang seringkali mengalami penghukuman dari Tuhan. Mengapa? Karena mereka sesungguhnya telah mengenal Tuhan, tahu firman-Nya tetapi tidak mau melaksanakan firman tersebut; bukti bahwa mereka meremehkan keberadaan Tuhan, tidak menganggap bahwa Tuhan itu ada.
Menurut pemazmur ada beberapa ciri dari orang fasik: 1. Suka sekali memuji-muji diri sendiri (ayat 3). Orang fasik yaitu orang yang merasa dirinya paling benar, paling baik dan paling suci. Intinya semua hal berpusat pada dirinya sendiri! Meski tahu ihwal Tuhan tetapi bahu-membahu yang menjadi 'tuhan' dalam hidupnya dan yang beliau sembah yaitu dirinya sendiri. Hal ini terang bertentangan dengan dogma Kristiani yang mengajarkan bahwa yang terutama dalam hidup ini yaitu kehendak Tuhan, bukan kehendak sendiri. 2. Tidak takut akan Tuhan (ayat nas). Inilah ciri utama orang yang berlaku fasik yaitu tidak takut akan Tuhan, padahal beliau tahu ihwal Tuhan, tahu ihwal kebenaran, namun sengaja tidak mau taat. Tuhan tidak pernah dianggap sehingga melaksanakan dosa yaitu hal yang biasa, alasannya yaitu mereka merasa dapat hidup tanpa Tuhan; dan mereka juga berpikiran bahwa tidak ada imbas apa-apa untuk setiap pelanggaran. "Aku takkan goyang. Aku tidak akan ditimpa malapetaka turun-temurun." (ayat 6). Benarkah demikian? "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya." (Galatia 6:7).
Orang percaya diperingatkan untuk tidak iri hati terhadap orang fasik, yang tampaknya tampak mulus-mulus saja perjalanan hidupnya, padahal sesungguhnya tidak demikian... alasannya yaitu kebahagiaan orang fasik itu semu! Pada saatnya Tuhan akan bertindak untuk melaksanakan pembalasan! "...orang-orang fasik akan binasa;" (Mazmur 37:20).
"Karena sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik; kalau engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi." Mazmur 37:10