Semua Yang Di Bawah Matahari Yaitu Sia-Sia

Disadur dari , edisi 18 Januari 2017

Baca:  Pengkhotbah 1:1-11

"Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu yakni sia-sia."  Pengkhotbah 1:2

Uang, kekayaan, jabatan, pangkat dan juga popularitas yakni perkara-perkara yang selalu dikejar oleh semua orang yang ada di muka bumi ini.  Ketika seseorang mempunyai semuanya itu beliau berpikir hidupnya sudah lengkap dan tak ada yang patut dikuatirkan lagi, lantaran dunia selalu mengukur dan menilai keberhasilan hidup seseorang dari apa yang dimiliki atau yang tampak oleh mata jasmaniah, padahal semuanya itu hanya bersifat sementara dan hingga kapan pun takkan pernah menunjukkan kepuasan, sebab  "...mata tidak kenyang melihat, indera pendengaran tidak puas mendengar."  (ayat 8).

     Bukan kebetulan jikalau kitab ini ditulis oleh Salomo,  "...anak Daud, raja di Yerusalem."  (ayat 1).  Injil menyatakan bahwa  "Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat."  (1 Raja-Raja 10:23).  Salomo yakni raja yang mempunyai segalanya:  kekayaan, jabatan dan juga popularitas.  Meski demikian hal itu tidak serta merta membuatnya bangga, justru beliau berkata,  "...kesia-siaan belaka, segala sesuatu yakni sia-sia."  (ayat nas).  Pada hakekatnya segala sesuatu yang dimiliki dan dibangun oleh insan akan berakhir dengan kesia-siaan.  "Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu yakni kesia-siaan dan perjuangan menjaring angin."  (Pengkhotbah 1:14).  Dalam hal hikmat,  "...hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir."  (1 Raja-Raja 4:30).  Dengan harta dan kekayaan yang melimpah, secara teori Salomo sanggup mengalami kebahagiaan hidup, lantaran apa yang diinginkan dan kehendaki sanggup terpenuhi.  Namun ternyata Salomo tidak menemukan kebahagiaan dan kepuasan yang sejati.  "Siapa menyayangi uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa menyayangi kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia."  (Pengkhotbah 5:9-10).

     Banyak orang ingin mendapat kebahagiaan dan kepuasan dengan cara mengkonsumsi narkoba, pergi ke dunia malam dan sebagainya, namun ruang hati mereka tetap kosong dan gersang, bahkan hidup mereka semakin hancur.

Hidup tanpa takut akan Tuhan yakni sia-sia belaka;  "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang sanggup diberikannya sebagai ganti nyawanya?"  Matius 16:26