Obaja: Takut Kepada Ilahi Daripada Manusia
Disadur dari , edisi 23 Desember 2016
Baca: 1 Raja-Raja 18:1-15
"Sebab itu Ahab telah memanggil Obaja yang menjadi kepala istana. Obaja itu seorang yang sungguh-sungguh takut akan TUHAN." 1 Raja-Raja 18:3
Ada banyak tokoh yang berjulukan Obaja di Alkitab. Pada kesempatan ini kita akan membahas salah satunya yaitu Obaja yang bekerja sebagai hamba raja Ahab. Nama Obaja dalam bahasa Ibrani berarti abdi Tuhan atau penyembah Tuhan. Sesuai dengan namanya Obaja yang kita bahas yakni orang yang takut akan Tuhan.
Bukanlah perkara gampang bagi Obaja untuk bekerja di lingkungan kerajaan yang dipimpin oleh raja Ahab alasannya yakni Ahab yakni seorang raja yang populer lalim dan berlaku jahat di mata Tuhan, bahkan "Ahab bin Omri melaksanakan apa yang jahat di mata TUHAN lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya." (1 Raja-Raja 16:30), apalagi dia juga mengambil Izebel sebagai isteri, padahal Izebel yakni penyembah Baal. Meski berada di lingkungan orang-orang yang menyembah berhala iman Obaja tak tergoyahkan, dia tetap berlaku benar di hadapan Tuhan dan tidak terbawa arus. Dikisahkan Obaja berani menyembunyikan seratus nabi Tuhan ke dalam gua dan mengurus makan minum mereka (1 Raja-Raja 18:4), alasannya yakni pada waktu itu banyak nabi dibunuh atas perintah Izebel. Ini mengatakan bahwa Obaja lebih takut kepada Tuhan daripada kepada manusia. Ketika dihadapkan pada pilihan: taat kepada Tuhan atau kepada manusia, dia menentukan taat kepada Tuhan. "Dan janganlah kau takut kepada mereka yang sanggup membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun badan di dalam neraka." (Matius 10:28).
Berhadapan dengan himpitan atau tekanan, banyak orang menentukan mencari 'aman' dan melaksanakan kompromi alasannya yakni takut kehilangan posisi atau jabatan, akomodasi atau popularitas. Apalagi kalau nyawa yang menjadi taruhannya, umumnya orang lebih takut kepada insan daripada kepada Tuhan. Karena imannya Tuhan menggunakan Obaja sebagai mediator pertemuan antara Elia dan raja Ahab, di mana balasannya terjadi janji untuk mengumpulkan seluruh umat Israel dan 450 orang nabi Baal di gunung Karmel. Di sanalah Tuhan mendemonstrasikan kuasa-Nya melalui Elia: 450 orang nabi Baal dibasmi habis. Melalui insiden ini umat Israel pun kembali bertobat!
"Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia." Kisah 5:29
Baca: 1 Raja-Raja 18:1-15
"Sebab itu Ahab telah memanggil Obaja yang menjadi kepala istana. Obaja itu seorang yang sungguh-sungguh takut akan TUHAN." 1 Raja-Raja 18:3
Ada banyak tokoh yang berjulukan Obaja di Alkitab. Pada kesempatan ini kita akan membahas salah satunya yaitu Obaja yang bekerja sebagai hamba raja Ahab. Nama Obaja dalam bahasa Ibrani berarti abdi Tuhan atau penyembah Tuhan. Sesuai dengan namanya Obaja yang kita bahas yakni orang yang takut akan Tuhan.
Bukanlah perkara gampang bagi Obaja untuk bekerja di lingkungan kerajaan yang dipimpin oleh raja Ahab alasannya yakni Ahab yakni seorang raja yang populer lalim dan berlaku jahat di mata Tuhan, bahkan "Ahab bin Omri melaksanakan apa yang jahat di mata TUHAN lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya." (1 Raja-Raja 16:30), apalagi dia juga mengambil Izebel sebagai isteri, padahal Izebel yakni penyembah Baal. Meski berada di lingkungan orang-orang yang menyembah berhala iman Obaja tak tergoyahkan, dia tetap berlaku benar di hadapan Tuhan dan tidak terbawa arus. Dikisahkan Obaja berani menyembunyikan seratus nabi Tuhan ke dalam gua dan mengurus makan minum mereka (1 Raja-Raja 18:4), alasannya yakni pada waktu itu banyak nabi dibunuh atas perintah Izebel. Ini mengatakan bahwa Obaja lebih takut kepada Tuhan daripada kepada manusia. Ketika dihadapkan pada pilihan: taat kepada Tuhan atau kepada manusia, dia menentukan taat kepada Tuhan. "Dan janganlah kau takut kepada mereka yang sanggup membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun badan di dalam neraka." (Matius 10:28).
Berhadapan dengan himpitan atau tekanan, banyak orang menentukan mencari 'aman' dan melaksanakan kompromi alasannya yakni takut kehilangan posisi atau jabatan, akomodasi atau popularitas. Apalagi kalau nyawa yang menjadi taruhannya, umumnya orang lebih takut kepada insan daripada kepada Tuhan. Karena imannya Tuhan menggunakan Obaja sebagai mediator pertemuan antara Elia dan raja Ahab, di mana balasannya terjadi janji untuk mengumpulkan seluruh umat Israel dan 450 orang nabi Baal di gunung Karmel. Di sanalah Tuhan mendemonstrasikan kuasa-Nya melalui Elia: 450 orang nabi Baal dibasmi habis. Melalui insiden ini umat Israel pun kembali bertobat!
"Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia." Kisah 5:29