Doa Di Masa Malam (2)
Disadur dari , edisi 17 Januari 2017
Baca: Mazmur 119:57-64
"Tengah malam saya bangkit untuk bersyukur kepada-Mu atas hukum-hukum-Mu yang adil." Mazmur 119:62
Setelah bekerja atau beraktivitas seharian memang badan terasa capai dan penat; meski demikian kita harus tetap paksakan badan ini untuk berdoa. Jika hari ini kita beroleh kekuatan dan kesehatan sehingga semua kiprah dan pekerjaan sanggup kita selesaikan dengan baik, kita berangkat ke kawasan kerja dan pulang bertemu keluarga kembali dalam keadaan selamat, tidakkah kita ingat semuanya itu sebab siapa? Tuhan Yesus mengingatkan, "...di luar Aku kau tidak sanggup berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5b). Selagi tidak ada kebisingan dan gangguan dari siapa pun, malam hari yakni ketika yang sempurna berlutut di hadapan Tuhan dan mencurahkan isi hati kita kepada-Nya. Pada waktu tidak terdengar bunyi dari yang lain kita sanggup mempertajam telinga kita untuk mendengar bunyi Tuhan berbicara kepada kita. Selain itu kita mengucap syukur kepada Tuhan atas campur tangan-Nya di sepanjang hari yang telah kita jalani. Berkat, kesehatan, kekuatan, penyertaan, dukungan yang kita nikmati di sepanjang hari yakni datangnya dari Tuhan, sebab itu "...janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!" (Mazmur 103:2).
Sebelum menentukan pilihan yang sempurna untuk menentukan dua belas orang yang dipanggil untuk menjadi murid-murid-Nya, yang juga disebut-Nya rasul, Tuhan Yesus pergi ke bukit untuk berdoa, bahkan "...semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah." (Lukas 6:12). Artinya dalam segala hal Tuhan Yesus selalu melibatkan Bapa, menyerahkan semua pergumulan yang dihadapi-Nya kepada Bapa, sebab kehendak Bapa yakni yang terutama dalam kehidupan Tuhan Yesus. Sepadat apa pun agenda pelayanan-Nya di bumi Tuhan Yesus tidak pernah mengesampingkan doa, bahkan di tengah malam sekalipun Tuhan Yesus pergi ke kawasan yang sunyi untuk berdoa.
Segala pergumulan yang berat sanggup terselesaikan dan berakhir dengan kemenangan yang gamblang apabila kita mau membayar harga, yaitu keluar dari zona nyaman daging kita untuk berdoa. Ingat dongeng ini: ketika berada di dalam penjara di Filipi, "...kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah..." (Kisah 16:25), kasus yang dahsyat pun terjadi!
Jangan pernah melewatkan hari tanpa membangun komplotan dengan Tuhan!
Baca: Mazmur 119:57-64
"Tengah malam saya bangkit untuk bersyukur kepada-Mu atas hukum-hukum-Mu yang adil." Mazmur 119:62
Setelah bekerja atau beraktivitas seharian memang badan terasa capai dan penat; meski demikian kita harus tetap paksakan badan ini untuk berdoa. Jika hari ini kita beroleh kekuatan dan kesehatan sehingga semua kiprah dan pekerjaan sanggup kita selesaikan dengan baik, kita berangkat ke kawasan kerja dan pulang bertemu keluarga kembali dalam keadaan selamat, tidakkah kita ingat semuanya itu sebab siapa? Tuhan Yesus mengingatkan, "...di luar Aku kau tidak sanggup berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5b). Selagi tidak ada kebisingan dan gangguan dari siapa pun, malam hari yakni ketika yang sempurna berlutut di hadapan Tuhan dan mencurahkan isi hati kita kepada-Nya. Pada waktu tidak terdengar bunyi dari yang lain kita sanggup mempertajam telinga kita untuk mendengar bunyi Tuhan berbicara kepada kita. Selain itu kita mengucap syukur kepada Tuhan atas campur tangan-Nya di sepanjang hari yang telah kita jalani. Berkat, kesehatan, kekuatan, penyertaan, dukungan yang kita nikmati di sepanjang hari yakni datangnya dari Tuhan, sebab itu "...janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!" (Mazmur 103:2).
Sebelum menentukan pilihan yang sempurna untuk menentukan dua belas orang yang dipanggil untuk menjadi murid-murid-Nya, yang juga disebut-Nya rasul, Tuhan Yesus pergi ke bukit untuk berdoa, bahkan "...semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah." (Lukas 6:12). Artinya dalam segala hal Tuhan Yesus selalu melibatkan Bapa, menyerahkan semua pergumulan yang dihadapi-Nya kepada Bapa, sebab kehendak Bapa yakni yang terutama dalam kehidupan Tuhan Yesus. Sepadat apa pun agenda pelayanan-Nya di bumi Tuhan Yesus tidak pernah mengesampingkan doa, bahkan di tengah malam sekalipun Tuhan Yesus pergi ke kawasan yang sunyi untuk berdoa.
Segala pergumulan yang berat sanggup terselesaikan dan berakhir dengan kemenangan yang gamblang apabila kita mau membayar harga, yaitu keluar dari zona nyaman daging kita untuk berdoa. Ingat dongeng ini: ketika berada di dalam penjara di Filipi, "...kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah..." (Kisah 16:25), kasus yang dahsyat pun terjadi!
Jangan pernah melewatkan hari tanpa membangun komplotan dengan Tuhan!