Ketakutan Yang Suci

Disadur dari , edisi 2 November 2016 

Baca:  Mazmur 19:1-15

"Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya;"  Mazmur 19:10

Banyak orang Nasrani mengaku mempunyai hati yang takut akan Tuhan, tetapi fakta seringkali menunjukkan mereka tidak takut akan Tuhan. 

     Apa contohnya?  1.  Ibadah.  Mereka suka sekali tiba terlambat di setiap ibadah.  Keterlambatan mungkin masih sanggup dimaklumi bila ada persoalan di perjalanan, namun jika setiap kali tiba selalu terlambat dan sudah menjadi kebiasaan, itu patut dipertanyakan!  Ada pula jemaat yang tiba selalu terlambat tapi pulangnya selalu lebih cepat dari yang lain.  "Jagalah langkahmu, jika engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar yakni lebih baik dari pada mempersembahkan korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, lantaran mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat."  (Pengkhotbah 4:17).  Takut akan Tuhan harus benar-benar diwujudkan dalam tindakan konkret.  "Jadi, lantaran kita mendapatkan kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah berdasarkan cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut."  (Ibrani 12:28).  Ibadah tanpa disertai rasa takut akan Tuhan yakni sia-sia, tak lebih dari sekedar aktivitas agamawi atau rutinitas.

     2.  Pujian.  Pemazmur berkata,  "Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN!"  (Mazmur 150:6).  Bukan kebanggaan sebatas bibir saja, atau lantaran sudah hafal lirik dan suka iramanya, melainkan kebanggaan yang lahir dari hati yang mencintai Tuhan.  Sering terlihat di gereja ada orang-orang yang tidak sungguh-sungguh memuji Tuhan.

     3.  Firman.  Bibel yakni firman Tuhan, dan apa yang telah difirmankan-Nya tidak pernah kembali dengan sia-sia.  Karena itu kita harus memertajam telinga kita untuk mendengar bunyi Tuhan melalui firman-Nya, sebab  "...iman timbul dari pendengaran, dan telinga oleh firman Kristus."  (Roma 10:17).  Ketika membaca atau mendengarkan firman mungkin seketika itu tidak ada dampak secara eksklusif yang kita rasakan, namun mirip benih, suatu ketika firman itu niscaya akan bertumbuh dan menciptakan kita berakar semakin berpengaruh di dalam Tuhan.  Jangan mirip Eutikhus yang mengantuk ketika mendengarkan firman  (kisah 20:7-12).

Takut akan Tuhan berarti respek dan menghormati Tuhan, inilah yang mendatangkan hidup  (baca  Amsal 19:23).